Kabupaten Gorontalo Utara, Dinkesprov – Ketua TP. PKK Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), Mariyati Modanggu Mohammad mengunjungi sejumlah anak balita penderita stunting di Kecamatan Biau, Gorut, Kamis (25/08/2022).
Kunjungan dilakukan guna memantau pertumbuhan dan perkembangan balita stunting di Kecamatan Biau.
Maryati Mohammad menyatakan pihaknya menaruh perhatian yang besar terhadap upaya pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Gorontalo Utara.
“Sudah seharusnya dan selayaknya kami Tim Penggerak PKK ikut mendukung upaya percepatan penurunan Stunting di Kabupaten Gorontalo Utara. Sebab ini masalah sosial ekonomi yang menurut kami amat serius karena ini mengangkut masa depan generasi penerus didaerah ini, bagaimana masa depan Gorontalo Utara dimasa mendatang akan sangat ditentukan oleh kondisi generasi hari ini utamanya anak balita khususnya dalam masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” katanya.
Menurut Mariyati, anak-anak Gorut sekarang ini investasi besar bagi kualitas sumber daya manusia dimasa depan, karena mereka inilah yang akan menjadi subyek pembangunan bangsa dan daerah yang harus benar-benar dipersiapkan untuk masa depan. Karenanya Stunting jika dibiarkan maka akan dapat menghambat upaya mencetak generasi yang berkualitas.
“Solusinya adalah meningkatkan pemberdayaan keluarga dan masyarakat. Kami terus mengupayakan adanya pendampingan pada setiap balita melalui pengurus TP-PKK masing-masing desa khususnya melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK),” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Gorut, Rizal Yusuf Kune mengatakan masalah Stunting bisa disebabkan oleh minimnya asupan nutrisi selama 1000 hari pertama kehidupan, mulai dari masa pembuahan dan kehamilan selama 270 hari, di tambah 730 hari hingga anak berusia 2 tahun.
“Selain itu, WHO telah menetapkan bahwa periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan periode emas (Golden Poriods) bagi seorang anak, dimana dalam periode inilah kesempatan bagi orang tua untuk meletakkan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak manusia. Sehingganya kesalahan dan kelalaian orang tua dalam masa 1000 HPK ini akan sangat menentukan bagi tumbuh kembang anak pada periode selanjutnya bahkan sampai usia dewasa dan lansia nanti,” tuturnya.
Ditambahkan Rizal, semenjak seorang remaja putri sudah harus diawasi dipantau kesehatan reproduksinya sehingga jika terjadi gangguan pada masa ini setidaknya dapat segera diatasi secepatnya.
Selanjutnya pada masa awal kehamilan akan terus dilakukan pemantauan dan pemeriksaan secara berkala.
“Sehingga sejak dini dapat dideteksi gangguan selama kehamilan agar sedapat mungkin dapat dicegah terjadinya kematian ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu menyusui,” pungkasnya.
Rilis : Andre (Gorut)
Editor : Nancy Pembengo