Kota Gorontalo, Dinkesprov – Skrining di puskesmas akan lebih menarik jika menggunakan alat kesehatan yang memadai dan terkalibrasi dengan baik.
“Seperti spirometri yaitu alat untuk mendeteksi dini PPOK (penyakit paru obstruksi kronis) yang sudah ada di puskesmas,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Anang S. Otoluwa saat memberikan arahan pada pelatihan Deteksi Dini Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK), Senin (25/09/2023) di Grand Q Hotel Kota Gorontalo.
Selain alat deteksi yang canggih, juga dibutuhkan skill dan pengetahuan dalam upaya promotif dan preventif diantaranya meningkatkan kemampuan kapasitas dan pengetahuan tenaga kesehatan.
“Kami juga rencananya akan melakukan pelatihan komunikasi antar pribadi (KAP) sehingga ini bisa saling kolaborasi ketika bapak dan ibu selesai dari pelatihan ini,” ujar Anang.
Dalam melakukan intervensi dan membangun komunikasi dengan pasien, klien atau masyarakat, kadis Anang menekankan pendekatan non material.
“Tinggalkan cara-cara lama dan berikan perhatian kepada masyarakat seperti yang kami lakukan dalam penanganan stunting dimana pegawai dinas kesehatan turun, berkunjung dan melakukan interaksi dengan orang tua asuh di sekitar tempat tinggalnya dan di tiga kecamatan yang ada di kabupaten Gorontalo diantaranya kecamatan Batudaa Pantai, Biluhu dan Bilato,” ungkap Anang.
Anang juga menegaskan komunikasi sangat penting dalam membangun hubungan baik diantara tenaga medis, tenaga kesehatan dan masyarakat.
“Harapan saya bapak dan ibu bisa optimalkan pelatihan ini dengan memperkuat komunikasi dan setelah selesai dapat melakukan deteksi dini, pengobatan hingga merujuk penderita PPOK,” tandas Anang.
Rilis : MD
Foto : ILB
Editor : Nancy Pembengo
Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram