Perkuat Layanan, Menkes Pastikan Rumah Sakit Ainun Habibie Dapat Alat Penunjang Kesehatan

IMG-20240525-WA0007.jpg

Menkes Budi Gunadi Sadikin meresmikan Ground breaking pembangunan gedung rawat inap Rumas Sakit Provinsi dr. Hasri Ainun Habibie.

Kabupaten Gorontalo, Dinkesprov – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin (BGS) melakukan kunjungan kerja di Provinsi Gorontalo untuk pertama kali dalam rangka melakukan sejumlah agenda kerjanya. Menkes Budi Gunadi Sadikin tiba pada Jumat pagi (24/05/2024) di Bandara Djalaludin yang disambut langsung oleh Sekertaris Daerah Provinsi Gorontalo, Sofian Ibrahim dengan prosesi adat Mopotilolo. Menkes kemudian menuju Hotel Aston Kota Gorontalo untuk melakukan dialog dengan jajaran Kesehatan pada pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Gorontalo tahun 2024.

Tidak sampai disitu, ditengah padatnya agenda, Menkes menyempatkan mengunjungi Puskesmas Kota Tengah, kemudian Poltekes Kemenkes Gorontalo, Rumah Sakit Aloei Saboe dan berakhir di Rumah Sakit Provinsi Gorontalo dr. Hasri Ainun Habibie untuk meresmikan Groundbreaking pembangunan Gedung Rawat Inap yang baru.

Alhasil, kunjungan perdana Menkes BGS ke Gorontalo ini menjadi angin segar sekaligus membawa berita gembira untuk seluruh masyarakat Gorontalo dan pemerintah Kabupaten/Kota maupun pemerintah Provinsi. Dari sejumlah agenda dan program kerjanya, salah satunya terkait dengan transformasi layanan rujukan yaitu yang ada di Rumah Sakit.

Diantara fokus intervensi masalah pelayanan rumah sakit pada transformasi layanan rujukan salah satunya adalah perbaikan pelayanan spesialistik untuk 4 penyakit yaitu Penyakit Stroke, Penyakit Jantung, Penyakit Kanker dan Penyakit Ginjal. Hal tersebut disampaikan Menkes ketika memberikan sambutan pada peresmian Groundbreaking Gedung Rawat Inap baru di Rumah Sakit HAH Provinsi Gorontalo.

Menkes Budi menyampaikan bahwa fokus intervensinya pada permasalahan kematian di Indonesia yaitu Penyakit Tidak Menular seperti jantung, stroke, kanker dan ginjal.

“Kalau ditanya kenapa, karna ini yang paling banyak bikin orang Indonesia mati. Jadi kenapa saya ngak ngurusin mata, ya karena lebih banyak yang mati gara-gara stroke dari pada mata. Saya kan bukan malaikat, waktu saya juga terbatas, ya saya kasih kerjaan yang saya bisa mampu beresin nanti sisanya kasih menteri sesudah saya, nanti tagih ke menteri selanjutnya mata, telinga, THT dan seterusnya karena saya fokusnya pada yang empat ini,” terang Menkes.

Menurutnya, hal tersebut cukup sederhana, dimana Indonesia memiliki 514 Kabupaten/Kota, sementara yang sudah mempunyai alat cathlab baru 44 Kabupaten/Kota. Inilah yang kemudian menurut Menkes masih banyak kematian yang disebabkan oleh 4 penyakit tersebut.

“Betapa planningnya kita itu lemah, secara menajemen tata kelola layanan rumah sakit lemah, mungkin secara spesialistik kita kuat, tapi sebenarnya tataran nasional lemah,” ucap Menkes Budi.

Itu sebabnya Menkes kemudian mengatakan dari 514 Kabupaten/Kota semuanya akan dapat alat penunjang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Kabupaten/Kota yang berfokus pada 4 penyakit tersebut, seperti CT Scan, mamografi, cath lab, set endurologi basic untuk ginjal dan alat kemoterapi untuk kanker. Dengan demikian, semua Kabupaten/Kota bisa memberikan layanan kesehatan dasar untuk penyakit stroke, jantung, kanker dan ginjal.

“Jadi, tidak usah khawatir, semuanya akan dapat. Setiap provinsi akan mendapatkan set yang tadi, ditambah dengan MRI dan brakiterapi untuk pengobatan kanker dari dalam,” ujar Menkes Budi.

Kendati demikian, Menkes berharap ada upaya pemerintah daerah untuk turut berinisiatif dalam pengembangan kesehatan di wilayahnya.

“Harus ada sarana prasarana dan SDM, dalam hal ini dokter spesialis. Kalau tidak ada dokternya, alatnya hanya jadi pajangan,” ucap Menkes.

Selain itu, rumah sakit harus memahami jumlah pasien yang meninggal, penyebab paling banyak meninggalnya pasien dan penyakit paling banyak yang menyebabkan pasien dirujuk ke rumah sakit lainnya. Dengan demikian, Menkes Budi, menambahkan, bantuan yang akan diberikan olehnya akan lebih efektif berdasarkan permasalahan kesehatan yang ada.

Pada kesempatan itu, Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Sofian Ibrahim berharap dapat meningkatkan status rumah sakit Provinsi dr. Hasri Ainun Habibie sehingga menjadi kebanggaan di Kabupaten/Kota lainnya.

Melalui kesempatan ini, Sofian berharap Menkes Budi dapat mendukung RS Ainun dengan menjadikannya sebagai lokus prioritas untuk empat penanganan, yaitu jantung, kanker, stroke dan uronefrologi.

Rilis : Arman/Aripin
Videografer : Dian
Editor : Nancy Pembengo/MD

Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15 + 2 =

scroll to top
Bahasa »