Peresmian Bele Mo’o Sehati : Upaya Bersama Tangani Stunting di Kabupaten Pohuwato dan Boalemo

IMG-20250114-WA0006.jpg

Peresmian Bele Mo'o Sehati di Kabupaten Boalemo.

Kabupaten Pohuwato – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, mendampingi Penjabat Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin, dalam peresmian program Bele Mo’o Sehati (Bestie) di Desa Piloliyanga, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo dan Desa Motolohu, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato Selasa (14/01/2025). Program ini merupakan inisiatif Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo dan mendapatkan dukungan penuh dari Penjabat Gubernur Gorontalo.

Peresmian juga dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak PKK, Djoewita Rudy Salahuddin, Pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten Boalemo dan Pohuwato, serta Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Selain itu dukungan datang dari lintas sektor terkait seperti Baznas, BPOM dan BKKBN Provinsi Gorontalo. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya dalam penanggulangan masalah gizi pada anak-anak.

Anang S. Otoluwa mengapresiasi pemerintah kabupaten, desa dan masyarakat yang bersatu untuk menghadapi permasalahan gizi.

“Program ini merupakan bukti nyata bahwa pemerintah bersama masyarakat dapat bekerja sama untuk memberikan solusi terhadap masalah kesehatan anak-anak,” ujar Anang.

Program Bele Mo’o Sehati difokuskan pada pemberdayaan masyarakat untuk memahami dan menerapkan pola hidup sehat guna mencegah dan mengatasi stunting, underweight dan wasting pada anak balita.

Berdasarkan data yang ada, di Desa Piloliyanga, terdapat 258 balita dengan kasus stunting pada 9 balita, underweight pada 14 balita dan wasting pada 5 balita. Di Desa Motolohu, terdapat 217 balita dengan kasus stunting pada 8 balita, underweight pada 11 balita dan wasting pada 6 balita.

Pj. Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin menyerahkan bantuan kepada orang tua balita saat meresmikan Bele Mo’o Sehati di desa Motolohu.

Program Bele Mo’o Sehati menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menanggulangi masalah gizi. Selain melakukan intervensi kepada Balita yang mengalami masalah gizi melalui pemberian makanan berbahan lokal selama 90 hari juga dilakukan edukasi meliputi peningkatan pemahaman gizi, pemantauan kesehatan balita, dukungan ASI eksklusif, dan keterlibatan masyarakat. Edukasi kepada orang tua tentang pentingnya pola makan seimbang yang kaya akan protein, vitamin, dan mineral menjadi fokus utama. Selain itu, masyarakat didorong untuk memanfaatkan bahan makanan lokal untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga.

Pemantauan kesehatan balita dilakukan dengan mendorong kunjungan rutin ke Posyandu untuk memantau pertumbuhan dan mendeteksi dini tanda-tanda malnutrisi. Program ini juga mengedukasi pentingnya ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak, serta pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi setelah usia enam bulan.

Keterlibatan masyarakat diwujudkan melalui praktik dalam pemberian gizi anak, serta pelibatan kader kesehatan untuk memberikan pendampingan langsung kepada keluarga yang memiliki anak berisiko stunting.

Dengan adanya program Bele Mo’o Sehati, diharapkan angka stunting, underweight dan wasting di wilayah ini dapat berkurang secara signifikan. Anang mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung upaya ini demi menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas.

“Investasi dalam kesehatan anak adalah investasi untuk masa depan,” tegas Anang.

Rilis : MD/ILB
Editor : Nancy Pembengo

Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 × two =

scroll to top
Bahasa »