Hutan Gundul, Jagung dan Sulitnya Air Bersih?

IMG-20191204-WA0025.jpg

Dr. Arifasno Napu, SSiT, MKes, Pemerhati masalah Gizi, Kesehatan dan Sosial. Mengajar Ilmu Gizi, Kesehatan, Olahraga, Budaya di UNG dan Kampus Swasta Lainnya, Anggota Pengurus ISNA (Indonesia Sport Nutritionist Association), Ketua Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia Gorontalo, Staf di Seksi Dinkes Prov Gtlo.

Selamat HUT Provinsi Gorontalo (5 Desember 2000 – 5 Desember 2019)

Dasar teori: Al-Qur’an Surat Ar-Ruum ayat 41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Alhamdulillahirabbila’lamin, setelah 29 tahun (1990) melakukan pengembaraan dari Kota Gorontalo menuju Kabupaten Gorontalo Kecamatan Tilamuta, bertemu dengan orang yang berjasa untuk kami berenam (Arifasno Napu, Hamzah Wunani, Idrus Mantulangi, Hamid Surapati, Jefri Jasin dan Almarhum Supemi) yang telah menyeberangkan dari satu tanjung ke tanjung yang lainnya, yang bernama Bapak Suarjo. Jika tidak diseberangkan dengan perahu, maka harus melewati gunung yang cukup tinggi ditumbuhi dengan pohon-pohon yang lebat dan berkualitas pada tanah yang subur, olehnya kami sangat bersyukur atas bantuan yang dituluskan itu. Saya juga kagum terhadap ingatan pak Suarjo yang masih hafal terhadap kami berenam termasuk nama saya disebutnya dengan lengkap. Karena kami juga menginap sehari di rumahnya bapak kepala desa Lito Kecamatan Paguyaman (sekarang Kecamatan Paguyaman Pantai) termasuk saat itu menghibur masyarakat dengan musik sederhana dan terbaur dengan para generasi muda di desa tersebut, sehingga saling terkesan yang membuat kenangan tak terlupakan.

Pengembaraan dengan jalan kaki dari kota Gorontalo ke Bukit Kenangan Tilamuta ini ditempuh selama 6 hari dan 5 malam. Di Tilamuta menginap di Rudis Camat Tilamuta yang sekarang sudah menjadi Rudis Bupati Boalemo. Total waktu pengembaraan kembali ke Kota Gorontalo adalah 10 hari 9 malam. Tujuannya adalah mau menempuh tingkat Pramuka Penegak Laksana yang syaratnya minimal dapat melaksanakan pengembaraan selama 2 hari 2 malam.

Memang, dalam perjalanan harus lengkap persiapannya meliputi kesiapan fisik, mental, termasuk kesiapan administrasi. Kami memperoleh surat jalan dari Kapolresta Gorontalo yang saat itu pembina Saka Bhayangkara adalah Kak Bashir Rabudin yang melepas kami berenam dari rumah kediamannya di Asrama Polisi Kota Gorontalo. Komunikasi dengan pihak Polresta Gorontalo hanya dapat dilaksanakan melalui radio amatir dari polsek atau kecamatan yang dilewati.
Hutan di Paguyaman sangat indah sehingga selalu dihiasi oleh gemercik air dari pancuran ke tempat penampungannya. Melihat ke kiri, dibingkai dengan cantiknya laut teluk Tomini yang dikenal sangat mempesona, berpaling ke kanan dihiasi oleh hutan yang hijau nan indah serta menyejukkan, membahagiakan hati. Kami pun di daerah ini mandi di sungai yang ada pancuran airnya serta minum air yang langsung dari mata air gunung.

Hari ini, semuanya yang dinikmati itu sudah mulai pudar cita-cita hidup alamnya. Kesejukan alami yang dulu dirasakan telah hilang dan punah tak terasa; hutan-hutan yang hijau ditinggalkan begitu saja oleh para peladang dengan kondisi yang sudah banyak bebatuan dan tinggal menunggu waktu akan diluncurkan sebagai pertanda longsong atau banjir bandang.

Pernyataan yang sering menghiasi dan membela masyarakat adalah “jika mereka tidak menebang pohon, terus siapa yang akan memberi makan kepada mereka sekeluarga, membiayai pendidikan anak-anaknya”? Bahkan ada yang telah ditangkap oleh petugas, malah dibela habis-habisan dengan pernyataan-pernyataan bahwa kalau mereka tidak menebang pohon, terus apakah anda-anda yang akan memberi makan? Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa mereka menebang pohon untuk membuat lahan yang akan mendukung program pemerintah yakni menanam jagung. Sebagai buktinya, bahwa dengan mereka menanam jagung masyarakat sudah dapat mempunyai rumah sendiri yang permanen, bisa menambah memberi makan keluarga, bisa membeli kebutuhan sandang, bahkan kebutuhan tertier. Demikian pula ketika penulis mengikuti seminar Nasional di Bogor tentang pelestarian alam; disampaikan pula oleh para pengusaha sawit yang juga lulusan kampus ternama diantaranya; kok pemerintah hanya mau mengurus monyet dan hewan lainnya agar tetap lestari kehidupannya, sementara ada masyarakat di sekitar hutan tersebut yang miskin dan perlu dibantu. Makanya, dengan membuka menggundulkan hutan kemudian ditanam dengan sawit maka kehidupan masyarakat akan meningkat.

Para pembuka lahan ini telah memperoleh banyak kayu bahkan ada kayu-kayu yang harganya sangat mahal seperti kayu gaharu mereka ambil dan mereka jual? Tentunya ini telah mengembalikan modal mereka untuk berinvestasi, dan bahkan mereka telah memperoleh untung yang besar?

Setelah lahan terbuka dan ditumbuhi jagung, sangat menggembirakan masyarakat karena harga jagung yang meningkat dan ada juga masyarakat yang dibantu dengan bibit jagung gratis dan pupuk gratis. Panen jagung memberikan dampak ekonomi pada masyarakat yang ditandai oleh adanya perubahan wajah perumahan masyarakat menjadi permanen. Bahkan ada yang sudah membeli peralatan elektronik juga ditambah dengan kendaraan bermotor.

Saat ini, mulai dari jalan Trans Sulawesi masuk ke jalan menuju Paguyaman Pantai adalah kiri dan kanannya sudah gundul. Dihiasi oleh suhu yang panas karena sedang musim kemarau, tampak dari jauh adalah bebatuan hitam yang beresiko tergelinding sebagai tanda terjadinya longsor serta terlihat pula kepulan-kepulan asap sebagai bukti sedang terjadi pembakaran guna perluasan lahan-lahan yang ingin dimiliki? Hari ini juga sudah sangat sulit diperolehnya air bersih untuk minum dan MCK (untuk mandi, cuci, kakus), belum jumlah penduduk yang terus bertambah yang tentunya jumlah kebutuhan pun menjadi meningkat.

Hutan sudah gundul, air sudah sulit, pegunungan beresiko longsor, lahan sulit ditanami sehingga tanaman sudah sulit tumbuh karena humusnya sudah mulai habis, yang tinggal hanya bebatuan hitam yang siap menunggu waktu untuk menggelindingkan dirinya, maka hasil kebun berkurang dan bahkan tidak ada yang membuat pendapatan masyarakat, ada masyarakat yang sudah mulai sakit terkait dengan konsumsi air seperti sakit kencing batu sampai menjadi batu ginjal yang harus dioperasi.

Jika kita hitung apakah keuntungan atau kerugian yang terjadi? Sekarang penduduk sudah begitu sulit memperoleh air, siapa yang akan bertanggung jawab atas kesulitan air ini? Sesekali dengan bantuan pemerintah membawa tong atau mendroping air ke tempat tersebut. Berapa dana yang harus dikeluarkan oleh pemerintah sementara para petani yang memperoleh hasilnya tidak pernah dikenakan pajak untuk melestarikan ketersediaan air; tanaman sudah sulit untuk tumbuh, karena panasnya suhu akibat hilangnya penyanggah atau pohon-pohon pelindung, siapa yang bertanggung jawab; Sementara jagung yang ditanam disediakan bibit dan pupuknya, tetapi sangat disayangkan bahwa hasilnya hanya untuk dieksport sehingga sesungguhnya yang disubsidi itu apakah masyarakat atau para penampung atau para tengkulak jagung?

Begitu sulitnya air untuk dikonsumsi masyarakat, tentunya sangat terkait erat dengan penyakit infeksi seperti akan terjadi gangguan pada kesehatan kulit, kesehatan paru-paru, terjadi penyebaran penyakit karena sulit air untuk MCK; dapat meningkatnya penyakit diare, dll. Mari dihitung bersama sesungguhnya mana yang diperoleh apakah keuntungan atau kerugian? Misalnya, selama 15 tahun terakhir dengan pembukaan lahan untuk ditanami jagung dapat mendirikan rumah dan menyekolahkan anak yang terjadi misalnya pada 2.000 rumah tangga. Kita rata-ratakan bahwa total keuntungan selama penanaman jagung oleh setiap rumah tangga yakni diperolehnya kontribusi misalnya sekitar 50 juta rupiah. Kalau begitu (2.000 x 50.000.000) ada 100 miliar yang diperoleh dari hasil menanam jagung.

Sekarang mari dihitung bahwa setiap hari orang butuh air 120-150liter/hari (ada juga yang menyatakan lebih dari 150 liter/orang/hari). Harga air misalnya 2-3 rupiah perliter. Untuk 2.000 rumah tangga dikali rata-rata 4 anggota rumah tangga maka ada 8.000 orang. Jadi jika jumlah kebutuhan air perorang/hari dikalikan dengan harga air dan kemudian dikalikan dengan jumlah penduduk (130 liter x 2,5 rupiah x 8.000 orang) maka ada sekitar 2,6 juta rupiah hanya untuk beli air setiap hari. Dengan kesulitan air yang ada sekarang ini misalnya baru 3 tahun (2,6 juta rupiah perhari x 365 hari x 3 tahun) maka ada 2,847 miliar sesungguhnya dana yang telah dikeluarkan hanya untuk air. Ini baru kesulitan air untuk manusia yang tentunya sudah sangat menyita waktu, tenaga dan biaya, belum kesulitan air untuk hewan ternak. Selanjutnya, berapa kerugian yang akan terjadi bila ada longsor, banjir bandang, terjadinya berbagai penyakit dan lain sebagainya? Tentunya mengancam investasi bangunan rumah, jalan, fasilitas lainnya termasuk nyawa setiap warga yang tentunya melebihi nilai dari semua yang telah diperoleh selama ini.

Jika dianggap baik, maka penting didukung secara politis sehingga upaya mencegah perluasan selanjutnya dapat terjadi. Untuk hutan yang sudah gundul, sudah saatnya harus dihijaukan lagi dengan tanaman yang mudah tumbuh dan bermanfaat sebelum benar-benar akan memberikan bencana untuk masyarakat; memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat agar memperoleh pendapatan yang memadai misalnya dengan meningkatkan produksi hasil laut untuk dijual, dsb.

Sekarang, malah tindakan politik akan lebih bermakna untuk kebaikan dan kerusakan selanjutnya, seperti begitu mahalnya tindakan masyarakat yang berbuat tidak sesuai karena dikhawatirkan untuk masa pemilihan yang akan datang tidak memberikan dukungannya, sehingga dibiarkan tetap berlangsung terus tindakan tercela tersebut? Apakah nanti sudah tiba musibah, baru akan berbenah terhadap kerusakan ini? Akhirnya kita semua (individu, masyarakat, politisi, pemerintahan, institusi, swasta, dst) akan termasuk golongan yang merugi? Anggapan memperoleh keuntungan dari penggundulan hutan, malah akan dihujani dengan kerugian dan kehancuran yang abadi? Semoga Allah SWT memberikan perlindungan dan petunjuk jalan yang lurus kepada kita semuanya, bukan jalan orang-rang yang sesat! Ayo!!! berbuat baik, bersama berkarya nyata sebagai ibadah, Aamiin. Selamat HUT Provinsi Gorontalo Ke-19.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

three × 1 =

scroll to top
Bahasa »