Cegah KLB PD3I, Dinas Kesehatan Perkuat Sinergi Lintas Sektor

IMG-20250528-WA0023.jpg

Foto bersama peserta Sosialisasi Imunisasi Rutin Lengkap, Antigen Baru, dan Imunisasi Ganda bagi Lintas Program, Lintas Sektor, Tokoh Masyarakat, dan Mitra (LP/LS/TOMA/MITRA).

Kota Gorontalo, Dinkesprov – Dalam upaya memperkuat strategi pencegahan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (KLB PD3I), Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Imunisasi Rutin Lengkap, Antigen Baru, dan Imunisasi Ganda bagi Lintas Program, Lintas Sektor, Tokoh Masyarakat, dan Mitra (LP/LS/TOMA/MITRA) pada Rabu, 28 Mei 2025, bertempat di Grand Q Hotel Kota Gorontalo.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya dukungan seluruh elemen masyarakat dalam meningkatkan cakupan imunisasi. Ia juga menegaskan bahwa penguatan kebijakan imunisasi menjadi langkah strategis dalam menekan potensi KLB PD3I di wilayah Gorontalo.

“Peran aktif seluruh mitra, termasuk tokoh masyarakat dan instansi lintas sektor, sangat krusial dalam menyukseskan program imunisasi, apalagi saat ini kita juga menghadapi tantangan dengan adanya pengenalan antigen baru dan pelaksanaan imunisasi ganda,” tegas Anang.

Eks Kadinkes Kabupaten Luwuk ini juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran berbagai unsur lintas program dan lintas sektor yang telah menunjukkan komitmen dalam mendukung upaya peningkatan capaian target imunisasi di Gorontalo. Ia menegaskan bahwa imunisasi merupakan intervensi kesehatan masyarakat yang terbukti paling efektif dalam mencegah terjadinya penyakit menular, termasuk KLB Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, lembaga keagamaan, organisasi masyarakat, dan dunia pendidikan menjadi kunci keberhasilan program imunisasi.

Anang juga menjelaskan bahwa saat ini kebijakan imunisasi di tingkat nasional tengah mengalami penguatan, termasuk dengan pengenalan antigen baru dan pelaksanaan imunisasi ganda sebagai bentuk adaptasi terhadap dinamika penyakit menular dan perkembangan ilmu pengetahuan. Ia menekankan bahwa pengenalan antigen baru bukan hanya soal teknis medis, tetapi juga memerlukan dukungan sosial dan budaya agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

“Sosialisasi dan komunikasi risiko kepada masyarakat harus dilakukan secara terstruktur dan melibatkan tokoh-tokoh yang dipercaya masyarakat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Anang meminta seluruh peserta dari lintas sektor untuk tidak hanya memahami kebijakan yang disampaikan, tetapi juga ikut aktif dalam menyusun strategi pencapaian target imunisasi di masing-masing wilayah kerja. Ia berharap kegiatan ini tidak berhenti sebagai forum diskusi semata, tetapi menjadi titik awal gerakan bersama dalam mengedukasi masyarakat, memperluas akses, dan memastikan setiap anak mendapatkan haknya atas perlindungan melalui imunisasi.

“Ini adalah tanggung jawab bersama. Mari jadikan imunisasi sebagai gerakan sosial yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Selain itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Jeane Istanti Dalie, turut memberikan materi mengenai sejarah program imunisasi, menyoroti perjalanan panjang dan tantangan yang telah dihadapi sejak awal program ini dijalankan hingga saat ini.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tim Penggerak PKK, Kementerian Agama, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), serta Dinas Pendidikan. Para peserta tidak hanya mendapatkan materi sosialisasi, tetapi juga terlibat aktif dalam sesi diskusi dan penyusunan strategi bersama untuk mencapai target cakupan imunisasi yang telah ditetapkan.

Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga keagamaan, sektor pendidikan, dan organisasi masyarakat, diharapkan upaya percepatan cakupan imunisasi di Provinsi Gorontalo semakin optimal, sehingga masyarakat terlindungi dari ancaman penyakit-penyakit menular yang sebenarnya dapat dicegah sejak dini melalui imunisasi.

Rilis : Arman/ILB
Editor : Nancy Pembengo/MD

Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five + 8 =

scroll to top
Bahasa »