Kabupaten Gorontalo, Dinkesprov – Di Desa Ibarat, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, sebuah langkah besar untuk mengatasi masalah kesehatan dan gizi masyarakat telah dimulai melalui peluncuran program Bele Mo’o Sehati. Program ini dirancang untuk memberikan pelayanan kesehatan dan gizi kepada balita, dengan dukungan penuh dari pemerintah desa setempat. Tidak hanya menyediakan fasilitas, masyarakat Desa Ibarat juga secara aktif berpartisipasi dalam mendukung keberhasilan program ini.
Peluncuran program Bele Mo’o Sehati diresmikan oleh Penjabat Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin, dengan kehadiran Ketua Tim Penggerak PKK, Djoewita Rudy Salahuddin, Pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara dan Dinas Kesehatan serta Puskesmas.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, mengungkapkan Desa Ibarat adalah lokasi keempat pelaksanaan Bele Mo’o Sehati serta memberikan apresiasinya atas komitmen dan kerja sama masyarakat Desa Ibarat.
“Selain tempat, kader-kader dan masyarakat yang memiliki balita juga bersedia menerima pelayanan kesehatan dan gizi dalam kegiatan Bele Mo’o Sehati,” ujar Anang.
Program ini tidak hanya mengandalkan peran pemerintah, tetapi juga melibatkan berbagai pihak yang berkolaborasi untuk memberikan kontribusi nyata. Baznas Provinsi Gorontalo mendukung program ini dengan menyediakan makanan tambahan (PMT) lokal senilai Rp. 55.000,- per balita selama 90 hari, dengan pemberian tiga kali sehari. BPOM memberikan bantuan berupa minyak kelapa, sementara BKKBN menyumbangkan alat edukasi dan permainan anak-anak untuk mendukung perkembangan balita.
“Pemerintah Desa Ibarat juga mempersiapkan gedung untuk pelaksanaan kegiatan, yang diharapkan menjadi model bagi desa-desa lain di Kecamatan Anggrek dan Kabupaten Gorontalo Utara,” jelas Anang.
Namun, tantangan masih membayangi Desa Ibarat. Berdasarkan data, dari 100 balita yang ada, sebanyak 13% mengalami stunting, 16% underweight, dan 6% wasting. Angka ini mencerminkan kebutuhan mendesak untuk intervensi yang lebih terfokus dan terkoordinasi. Stunting, yang dialami oleh 13 balita, menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan kronis akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Sementara itu, 16 balita underweight membutuhkan perhatian khusus terhadap asupan makanan harian, dan 6 balita yang mengalami wasting memerlukan penanganan segera dengan makanan bergizi tinggi.
Untuk mengatasi kondisi ini, beberapa langkah strategis telah disusun. Pertama, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat dan gizi seimbang menjadi prioritas. Kader kesehatan desa diharapkan dapat menjadi penggerak utama dalam memberikan informasi dan pendampingan kepada orang tua balita. Kedua, kolaborasi lintas sektor seperti dengan Baznas, BPOM, dan BKKBN akan terus diperkuat untuk menyediakan sumber daya yang memadai. Ketiga, monitoring berkala terhadap perkembangan balita akan dilakukan untuk memastikan bahwa intervensi yang diberikan berjalan efektif.
“Program Bele Mo’o Sehati menjadi simbol harapan baru bagi Desa Ibarat dan wilayah sekitarnya. Dengan semangat gotong royong dan sinergi antar pihak, Desa Ibarat diharapkan mampu menjadi contoh keberhasilan dalam upaya perbaikan gizi dan kesehatan masyarakat, sekaligus melahirkan generasi yang lebih sehat dan berkualitas di masa depan,” pungkas Anang.
Rilis : MD/ILB
Editor : Nancy Pembengo
Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram