Monitoring Dinas Kesehatan Beri Dampak Positif, Dapur SPPG Boalemo Kini Lebih Bersih dan Terstandar

WhatsApp-Image-2025-10-14-at-12.27.42-scaled-e1760418046663.jpeg

Dapur SPPG desa Hungayonaa Kabupaten Boalemo sedang menyiapkan makanan program MBG.

Kabupaten Boalemo, Dinkesprov – Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo melakukan monitoring pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Piloliyanga dan Desa Hungayonaa, Kabupaten Boalemo, Selasa (14/10/2025). Tim monitoring melibatkan unsur Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten Boalemo, serta Puskesmas Tilamuta.

Kegiatan ini difokuskan pada evaluasi nilai gizi menu MBG, aspek sanitasi, hingga penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi tenaga pelaksana di SPPG.

“Di sini kami melihat proses pelaksanaan pembuatan menu MBG di masing-masing SPPG, apakah sudah sesuai standar kesehatan dalam hal ini terkait dengan nilai gizinya, apakah sudah sesuai porsinya dengan sasaran yang ada, kemudian juga terkait dengan sanitasi lingkungannya seperti apa, pendistribusiannya dan cara packing-nya,” jelas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Erni Nuraini Mansur, usai meninjau lokasi.

Menurut Erni, hasil monitoring menunjukkan bahwa kedua SPPG telah melaksanakan kegiatan sesuai standar, meskipun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Ia juga menyoroti perbedaan porsi sajian antarjenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA yang disesuaikan dengan pagu anggaran masing-masing, namun tetap menekankan pentingnya keseimbangan nilai gizi.

“Dua lokasi ini memang ada perbedaannya. Di SPPG Piloliyanga itu bagus penataannya karena petugas dan koordinator mitranya sudah tersosialisasi dengan baik. Tetapi memang ada beberapa yang perlu diperbaiki. Demikian juga yang di SPPG Desa Hungayonaa, ada sedikit perbaikan terkait sanitasinya, tetapi sudah kami luruskan dan kami sampaikan lewat OJT,” ujar Erni.

Ia berharap seluruh SPPG di Gorontalo dapat konsisten menerapkan prosedur kerja sesuai standar kesehatan agar kasus keracunan makanan maupun penyakit akibat sanitasi buruk dapat dicegah.

“Harapannya, untuk SPPG semua proses kerja dan mekanismenya (harus, Red) sesuai prosedur kesehatan supaya tidak ada lagi kejadian keracunan makanan atau peningkatan kasus diare karena makanan terkontaminasi. Makanan harus dalam kondisi bersih dan porsi gizinya terpenuhi, jadi semua anak yang kurus menjadi normal artinya ada nilai manfaat buat dan kita semua,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala SPPG Desa Piloliyanga, Niluh Sri Purnama Waty, menyampaikan bahwa pembinaan dari Dinas Kesehatan memberikan dampak positif, terutama dalam peningkatan kebersihan dapur dan penataan penyimpanan bahan makanan.

“Manfaat yang kami rasakan itu dapurnya lebih kelihatan bersih kemarin mungkin agak kotor, setelah pembinaan dari Dinas, jadi sudah mulai terlihat lebih bersih dan lalat pun berkurang karena sudah diinformasikan cara untuk menghilangkannya dari area dapur,” ungkap Niluh.

Namun demikian, ia mengakui bahwa tantangan terbesar masih terletak pada kedisiplinan tenaga pelaksana dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

“Kendalanya, relawan masih agak bandel-bandel, terutama dalam penggunaan APD. Mereka belum terbiasa, jadi kami harus terus mengingatkan. Itu tantangan tersendiri bagi kami,” ujarnya menutup.

Adapun dapur SPPG Desa Piloliyanga melayani sebanyak 2.973 penerima manfaat, sementara SPPG Desa Hungayonaa melayani 3.001 siswa.

Rilis: MD
Videografer: ILB
Video Editor: Reza
Editor: Nancy Pembengo

Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

one × three =

scroll to top
Bahasa »