Kota Gorontalo, Dinkesprov – Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di wilayah Provinsi Gorontalo, Kamis (09/10/2025).
Administrator Kesehatan Ahli Muda Direktorat Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, Dewi Astuti, menjelaskan bahwa tujuan utama pelaksanaan monev adalah untuk mengetahui sejauh mana implementasi MTBS di fasilitas pelayanan kesehatan dasar, terutama dalam penanganan balita sakit dan masalah gizi.
“Kami ingin tahu sejauh mana pelaksanaan MTBS di puskesmas dan bagaimana penanganan balita sakit serta masalah gizi. Apa saja kendala, tantangan dan solusinya. Kami juga berdiskusi untuk mencari langkah perbaikan, baik di tingkat lapangan maupun dalam pengembangan program di pusat,” jelas Dewi.
Dalam kunjungannya ke Puskesmas Limboto Kabupaten Gorontalo, tim dari Kemenkes RI melakukan pengamatan langsung maupun tidak langsung melalui wawancara dan observasi terhadap pelaksanaan MTBS. Dari hasil pemantauan, diketahui bahwa pelaksanaan MTBS di puskesmas tersebut belum sepenuhnya sesuai standar.
“Kendalanya, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan MTBS cukup lama, sementara masyarakat ingin segera dilayani. Menurut kami, ini lebih pada masalah komunikasi antara petugas dan pasien,” tambah Dewi.
Ia juga menekankan pentingnya keterampilan komunikasi antarpersonal bagi tenaga kesehatan dalam menerapkan MTBS secara efektif. Selain itu, integrasi MTBS dengan program lain sangat luas dan berkaitan.
“MTBS bukan hanya soal mengobati anak yang sakit, tapi juga integrasi berbagai program kesehatan. Misalnya, anak yang datang belum imunisasi bisa sekalian mendapat imunisasi, atau yang belum menerima vitamin A bisa diberikan saat itu juga,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Erni Nuraini Mansur, menyampaikan bahwa kegiatan monitoring dan evaluasi ini menjadi langkah penting untuk memperkuat mutu pelayanan kesehatan anak di tingkat puskesmas.
“Kami menyambut baik kegiatan monev dari Kemenkes ini karena memberikan gambaran nyata tentang pelaksanaan MTBS di daerah. Hasil temuan di lapangan menjadi bahan evaluasi kami untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan dan memperbaiki sistem pelayanan agar lebih efektif dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat,” tutur Erni.
Ia menambahkan, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo akan terus berkomitmen mendampingi kabupaten dan kota dalam peningkatan pelaksanaan MTBS sebagai bagian dari upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian balita.
“Kami berharap puskesmas dapat terus mengoptimalkan pelaksanaan MTBS sesuai pedoman, dan tenaga kesehatan mampu menerapkan komunikasi efektif agar masyarakat lebih memahami pentingnya penanganan balita secara menyeluruh,” pungkas Erni.
Dari hasil monev ini, seluruh temuan dan rekomendasi lapangan akan menjadi masukan bagi Kemenkes RI dalam pengembangan program MTBS, termasuk dalam penyempurnaan Practical Approach to Care Kids (PACK) sebagai strategi penguatan layanan kesehatan anak di tingkat primer.
Rilis : MD/ILB
Editor : Nancy Pembengo
Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram