Dinkes Provinsi Gorontalo Gelar Surveilans Migrasi Malaria dan Skrining HIV 110 Personel Sat Brimob

IMG-20241231-WA0021.jpg

Surveilans migrasi malaria dan skrining HIV Personel Sat Brimob Polda Gorontalo.

Kabupaten Gorontalo, Dinkesprov – Dalam upaya mencegah penularan penyakit menular di wilayah Gorontalo, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo bersama Puskesmas Tibawa dan Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) mengadakan surveilans migrasi malaria dan skrining HIV pada Selasa (31/12/2024). Kegiatan ini berlangsung di Batalyon A Sat Brimob Polda Gorontalo, melibatkan 110 personel Sat Brimob Polda Gorontalo yang baru saja menyelesaikan tugas sebagai bagian dari Satgas Operasi Damai Cartenz 2023 di Papua, wilayah endemis malaria.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Jeane Istanti Dalie, yang mewakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan sebagai langkah strategis dalam mengantisipasi risiko penularan penyakit menular, khususnya malaria dan HIV.

“Setelah bertugas di daerah dengan risiko tinggi penularan penyakit seperti Papua, personel yang kembali ke Gorontalo berpotensi membawa penyakit menular. Oleh karena itu, pemeriksaan ini sangat penting untuk mendeteksi dini adanya infeksi malaria atau HIV serta mencegah penyebarannya di masyarakat,” ujar Jeane.

Personel Sat Brimob Polda Gorontalo yang menjalani pemeriksaan mendapatkan informasi dan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan pribadi, gejala penyakit menular, dan langkah-langkah pencegahannya.

“Hasil pemeriksaan akan ditindaklanjuti secara medis untuk memastikan mereka bebas dari penyakit atau segera mendapatkan penanganan jika ditemukan indikasi infeksi,” ungkap Jeane.

Kegiatan surveilans migrasi malaria dan skrining HIV ini memiliki manfaat yang signifikan, baik bagi kesehatan masyarakat maupun personel yang diperiksa. Pertama, kegiatan ini menjadi langkah pencegahan penularan penyakit menular. Dengan mendeteksi dini adanya infeksi malaria atau HIV pada personel yang baru kembali dari daerah endemis, risiko penyebaran penyakit ke lingkungan keluarga dan masyarakat di Gorontalo dapat diminimalkan secara efektif.

Selain itu, kegiatan ini menjamin kesehatan para personel yang telah melaksanakan tugas berat di wilayah dengan risiko tinggi penyakit menular. Pemeriksaan kesehatan memastikan mereka dalam kondisi yang optimal, dan jika ditemukan indikasi masalah kesehatan, penanganan medis dapat segera dilakukan untuk mencegah komplikasi.

Tidak kalah penting, kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran kesehatan para personel. Edukasi yang diberikan selama pemeriksaan menambah pemahaman tentang pentingnya deteksi dini dan langkah pengobatan untuk penyakit menular seperti malaria dan HIV. Hal ini diharapkan dapat mendorong mereka untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri dan orang-orang di sekitarnya.

Terakhir, kegiatan ini memperkuat sistem kesehatan lokal melalui sinergi antara pemerintah daerah, fasilitas kesehatan, dan institusi terkait. Hal ini menunjukkan bahwa Gorontalo memiliki kesiapan yang baik dalam menghadapi potensi ancaman kesehatan masyarakat, sekaligus menjadi contoh langkah preventif yang bisa diterapkan di daerah lain.

Kedepan Jeane menegaskan, surveilans kesehatan seperti ini akan terus dilakukan, terutama bagi kelompok masyarakat yang memiliki risiko tinggi terhadap penyakit menular. Ia berharap, langkah ini menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengantisipasi migrasi penyakit akibat mobilitas penduduk.

Dengan adanya langkah proaktif ini, Pemerintah Provinsi Gorontalo berkomitmen untuk terus menjaga kesehatan masyarakat di tengah mobilitas tinggi menjelang akhir tahun.

“Kesehatan adalah prioritas utama, terutama dalam mencegah penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah,” tutup Jeane.

Rilis : MD/ILB
Editor : Nancy Pembengo

Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five × two =

scroll to top
Bahasa »