Suspek Campak Meningkat di Pohuwato, Dinkes Provinsi Gorontalo Ingatkan Pentingnya Imunisasi

IMG-20250524-WA0019.jpg

Kabupaten Pohuwato, Dinkesprov – Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengingatkan terkait peningkatan kasus suspek campak di Kabupaten Pohuwato, sebagaimana tercatat melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Jeane Istanti Dalie, Minggu (25/05/2025), menyoroti bahwa sebagian besar kasus ini dilaporkan di rumah sakit dengan gejala klinis.

Data Dinas Kesehatan minggu ke-20 berdasarkan gambaran kurva epidemiologi dalam SKDR suspek campak, terungkap 43 kasus dengan gejala klinis dan dari jumlah tersebut menunjukkan bahwa ada penderita memiliki status imunisasi yang tidak lengkap dan 47% kasus tidak diketahui status imunisasinya. Sebanyak 42% kasus tidak diimunisasi sama sekali. Ini menjadi perhatian serius, terutama mengingat cakupan imunisasi campak-rubela yang rendah dalam tiga tahun terakhir di beberapa wilayah.

“Setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi, untuk kasus suspek campak yang berjumlah 43 kasus tersebut, setelah dilihat status riwayat imunisasinya banyak yang tidak mendapatkan imunisasi campak rubella dan hal inilah yang bisa menyebabkan adanya kasus atau peningkatan kasus suspek campak di daerah Kabupaten Pohuwato” ungkap Jeane.

Untuk memastikan bahwa itu adalah benar-benar kasus campak atau morbili, kata Jeane perlu dukungan dalam pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa.

“Itu merupakan kasus suspek karena kami melihat berdasarkan kantong-kantong imunisasi yang banyak tidak terlayani, khususnya kasus vaksinasi campak dan rubella” ujarnya.

Untuk itu, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menegaskan pentingnya Imunisasi agar Penyakit yang Dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) bisa dicegah sejak dini.

“Kami tegaskan pentingnya imunisasi sebagai langkah krusial untuk mencegah penyebaran campak maupun penyakit lain yang dapat dicegah dengan imunisasi, khususnya pada anak-anak,” kata Jeane.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo merekomendasikan agar wilayah yang berpotensi memenuhi kriteria status KLB Suspek Campak agar diwaspadai. Tercatat wilayah Duhiadaa dan Buntulia berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) dimana jumlah kasus diwilayah tersebut masing-masing 13 kasus dan 7 kasus.

Langkah-langkah penanggulangan yang harus segera dilaksanakan meliputi pembentukan tim penyelidikan epidemiologi untuk mengidentifikasi sumber dan faktor risiko. Tim ini akan melakukan tatalaksana kasus dengan memberikan pengobatan simptomatik, vitamin A dosis tinggi dan merujuk kasus berat ke rumah sakit.

Selain itu, sangat penting untuk melaksanakan Imunisasi Respon Wabah (Outbreak Response Immunization/ORI) tanpa memandang status imunisasi sebelumnya, dengan target cakupan minimal 95%. Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya campak, pentingnya imunisasi, dan gizi seimbang juga harus diintensifkan.

Jeane mengimbau masyarakat untuk tetap waspada namun tidak panik.

“Kami bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten, puskesmas, rumah sakit dan tokoh masyarakat untuk memastikan penanganan yang cepat dan tepat,” ujarnya.

Surveilans ketat akan terus dilakukan untuk mendeteksi kasus-kasus baru. Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mendesak seluruh pihak terkait, termasuk Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato, untuk segera melaksanakan rekomendasi ini. Laporan perkembangan kasus akan terus dipantau dan dianalisis guna menentukan langkah selanjutnya. Dengan upaya kolaboratif ini, diharapkan peningkatan kasus campak di Pohuwato dapat segera dikendalikan, dan masyarakat terlindungi dari risiko penyebaran lebih luas.

Rilis : ILB/Lani
Editor : Nancy Pembengo/MD

Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

18 − 7 =

scroll to top
Bahasa »