Kota Gorontalo, Dinkesprov – Hasil pemeriksaan kesehatan gratis (CKG) di Provinsi Gorontalo menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Data hasil analisis Cek Kesehatan Gratis (CKG) per 20 Juni 2025 mengungkapkan bahwa 35,83% warga Gorontalo usia >18 tahun yang menjalani pemeriksaan lingkar perut terindikasi mengalami obesitas sentral.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Gorontalo Sofian Ibrahim pada Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) Penyerapan Anggaran triwulan 1, yang berlangsung di Aston Gorontalo Hotel dan Villas pada Senin, (23/06/2025).
Hal ini spontan mendapat perhatian Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail. Dalam komentarnya usai paparan Sekda Sofian Ibrahim, beliau menekankan pentingnya memperhatikan temuan ini.
“Untuk CKG, saya menggaris bawahi hasil pengukuran lingkar perut. Angka 35,8% menunjukkan bahwa cukup banyak warga Gorontalo yang lingkar perutnya melebihi standar. Ini harus jadi warning buat kita semua,” kata Gubernur Gusnar.
Gubernur juga menyampaikan apresiasi program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, program ini sangat strategis dan penting, karena memberikan gambaran status dan kondisi kesehatan masyarakat.
“Dari pengukuran lingkar perut tadi, kita bisa mendapatkan gambaran masalah kesehatan di Gorontalo. Ini bukti bahwa program prioritas Presiden sangat bermanfaat untuk kita,” tambah Gusnar.
Pada paparannya, Sofian Ibrahim juga menjelaskan bahwa program CKG sendiri merupakan ‘Quick Win’ atau Program dengan Hasil Terbaik Cepat Presiden, yang bertujuan untuk mendeteksi secara dini masalah kesehatan.
“Obesitas sentral, yang ditunjukkan oleh tingginya lingkar perut, merupakan faktor risiko utama berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM),” ungkap Sofian.
Hasil analisis layanan CKG juga mengungkap fakta yang berkaitan dengan risiko penyakit tidak menular sebagai berikut:
- Aktivitas Fisik Kurang: Sebanyak 96,35% dari peserta pemeriksaan dilaporkan memiliki aktivitas fisik yang kurang. Kurangnya aktivitas fisik ini sangat berkorelasi dengan peningkatan risiko obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.
- Merokok: 16,1% peserta tercatat sebagai perokok. Kebiasaan merokok dikenal sebagai penyebab utama penyakit kardiovaskular, kanker paru, dan berbagai penyakit kronis lainnya.
- Gula Darah Tinggi: Hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan 14,39% peserta berada dalam kondisi prediabetes dan 4,84% mengalami hiperglikemia (gula darah tinggi). Kondisi ini merupakan cikal bakal diabetes, yang jika tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi serius.
- Tekanan Darah Tinggi: Sekitar 19,9% peserta memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi, sementara 10,08% lainnya berada pada fase prehipertensi. Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke.
- Risiko Penyakit Jantung: Pemeriksaan EKG menunjukkan 5,66% peserta memiliki hasil abnormal, yang mengindikasikan adanya risiko penyakit jantung.
Meskipun analisis CKG sudah dapat menunjukkan masalah kesehatan, tapi Sofian Ibrahim mengungkapkan pentingnya percepatan cakupan CKG.
“Saat ini kita baru mencapai 12,33% dari total penduduk. Hal ini menunjukkan perlunya kerjasama dan dukungan kabupaten/kota agar CKG bisa menjangkau 80% penduduk,” pungkasnya.
Rilis : MD/ILB
Editor : Nancy Pembengo
Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram