Bentuk Dukungan Terhadap Program Kesehatan, Jokowi Hadiri Rakerkesnas

WhatsApp-Image-2019-02-12-at-16.19.35.jpeg

Presiden Jokowi membuka Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) Kesehatan tahun 2019 di ICE BSD, Tangerang, Selasa (12/2/2019). (Poto : Tribunnews.com)

Tangerang, Dinkesprov – Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) secara resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo, Selasa (12/02/2019) bertempat di ICE BSD City Tangerang. Mengangkat tema kolaborasi pusat dan daerah dalam penguatan pelayanan kesehatan menuju cakupan Kesehatan Semesta.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk terus menurunkan stunting atau tumbuh tidak sempurna, agar sumber daya manusia Indonesia dapat bersaing dengan negara lain.

“Tidak mungkin kita bersaing sama negara lain dengan SDM kita, jika stunting setinggi itu. Tidak mungkin,” ujar Jokowi

Selain menghilangkan stunting di Tanah Air, Jokowi juga meminta seluruh jajaran Kemenkes untuk mencegah adanya angka kematian ibu.

“Jangan sampai negara lain sudah berbicara virtual realty, internet of things, big data tapi kita berbicara stunting saja belum selesai, urusan angka kematian ibu belum rampung,” tandas Jokowi.

Sementara itu, dalam arahannya, Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek mengatakan bahwa Rakerkesnas merupakan momentum yang baik untuk mendiskusikan isu-isu pembangunan kesehatan yang merupakan pilar terakhir bagi semua jajaran kesehatan. Agenda yang belum terselesaikan dalam MDGs, pada saat yang sama saat ini terjadi suatu perubahan dinamis dalam pola penyakit dan demografi.

Arahan Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional Tahun 2019

“Dampaknya bagi masyarakat mendapatkan kerugian dalam produktifitasnya sehingga perlu melakukan pengendalian Penyakit Tidak Menular dan meningkatkan pelayanan secara komprehensif dan bermutu serta terjangkau melalui Promotif, preventif maupun kuratif dan kita harus menyadari penyakit menular masih terjadi di negara kita yaitu TBC dan Stunting” kata Nila.

Selain itu, transisi epidemiologi terjadi di semua negara termasuk Indonesia, dimana Penyakit PTM mengalami peningkatan dari 40% menjadi 75%. Kalau tidak melakukan tindakan preventif dan Promotif di Indonesia juga akan meningkat dimasa depan juga dengan meningkatnya usia manula, penyakit degeneratif akan menghasilkan tambahan khusus juga berkaitan dengan Kesehatan mental sekarang masih diakui sebagai epidemi utama.

“Untuk mengatasi masalah ini kita butuh pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan multi sektoral untuk mengintegrasikan kebijakan yang mempromosikan Kesehatan, pencegahan penyakit yang responsif terhadap upaya kesehatan masyarakat dan upaya pelayanan perorangan” ungkap Menkes.

Untuk tahun 2018 terjadi penurunan AKB dan kita harus pikirkan terjadi karena beberapa faktor diantaranya Puskesmas melaksanakan kelas Ibu hamil dan persalinan di Fasyankes. Imunisasi masih jauh dari harapan dan mencapai 92%. Imunisasi masih diperlukan untuk mencegah penyakit.

Rombongan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Provinsi dan Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo

“Tentang gizi Saya harapkan kepala Dinas melakukan inovasi dapat berkolaborasi dengan lintas sektor untuk penurunan Stunting. Kita harus menggerakkan di daerah agar semua komponen yang berpengaruh terhadap keberhasilan tersebut dengan kunjungan antenatal, pemberian ASI dan tata laksana Gizi buruk untuk menurunkan stunting” tutur Nila.

Berdasarkan data Riskesdas angka Stunting dari 37,2% menurun menjadi 30,8%, dan Menkes berterima kasih kepada daerah atas usahanya walaupun masih di bawah WHO 20% artinya kita masih harus bekerja intervensi spesifik dan sensitif. Kemenkes terus mendorong dengan membantu intervensi spesifik tersebut.

“Segala upaya pemerintah dimulainya dr JKN, dibantu dengan akses Pelayanan Kesehatan dan upaya Promotif preventif kita mampu meningkatkan kualitas hidup. Masyarakat dapat dilihat dari Umur Harapan Hidup (UHH) 71 tahun namun terjadi disparitas di beberapa daerah dan disparitas antara laki-laki dan perempuan, dimana umur laki-laki lebih pendek dari perempuan” bebernya.

Menkes juga menyinggung masalah peningkatan sarana dan prasarana melalui peningkatan bantuan sarana dan prasarana Rifaskes, kita melakukan rehabilitasi pembangunan baru Puskesmas dan mengisi sarana dan prasarana.

“Saya berterima kasih atas ambulans roda dua dan sangat bermanfaat saat mudik lebaran mungkin nanti kita membuat ambulans sepeda” pungkasnya.

Rakerkesnas dilaksanakan selama 3 hari dan berakhir tanggal 13 Pebruari 2019 yang dihadiri oleh 1948 orang dari perwakilan kementerian/lembaga, peserta daerah (Dinas Kesehatan dan RS daerah Provinsi, Kabupaten/Kota), RS pemerintah, Organisasi Profesi, Organisasi Kemasyarakatan dan asosiasi di bidang Kesehatan dan organisasi/mitra internasional. (trbn/md/np/rs)

Rilis : MD
Editor : Rina dan Nancy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 × three =

scroll to top
Bahasa »