Kabupaten Gorontalo, Dinkesprov – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, menghadiri paparan Laporan Mini Project berjudul Hubungan Antara Tingkat Kepatuhan Minum Obat Anti Hipertensi dan Tekanan Darah pada Lansia di Wilayah Puskesmas Tibawa. Paparan ini disampaikan oleh peserta Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI), Dewi Fortuna Ramadhanty Shamin dan Lorensiana Toding Padang, Jumat (08/08/2025) di Puskesmas Tibawa, Kabupaten Gorontalo.
Dalam penelitian tersebut terungkap, responden dengan tingkat kepatuhan minum obat anti hipertensi kategori kurang berjumlah 11 orang (28,9%), kategori cukup sebanyak 9 orang (23,7%), dan kategori baik sebanyak 18 orang (47,4%). Dari sisi tekanan darah, 26 orang (68,4%) mengalami hipertensi ringan, 9 orang (23,7%) hipertensi sedang, dan 3 orang (7,9%) hipertensi berat.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang jelas antara kepatuhan mengonsumsi obat dan tingkat tekanan darah.
“Semakin patuh lansia minum obat anti hipertensi, semakin rendah tekanan darahnya,” ungkap Anang.
Ia menjelaskan, kepatuhan pengobatan pasien hipertensi merupakan faktor kunci, karena hipertensi tidak dapat disembuhkan, namun harus terus dikontrol untuk mencegah komplikasi berbahaya yang dapat berujung pada kematian. Ketidakpatuhan, kata Anang, sering terjadi pada penyakit kronis yang memerlukan terapi jangka panjang seperti hipertensi.
Obat-obatan anti hipertensi yang tersedia saat ini telah terbukti efektif mengontrol tekanan darah dan menurunkan risiko komplikasi. Namun, rendahnya kepatuhan pasien dapat meningkatkan morbiditas, mortalitas, serta biaya pengobatan.
“Salah satu komplikasi serius akibat tekanan darah yang tidak stabil adalah stroke, di mana 95 persen penderitanya memiliki riwayat hipertensi,” ujarnya .
Anang berharap, hasil penelitian ini menjadi dasar bagi tenaga kesehatan untuk memperkuat edukasi kepada pasien hipertensi, khususnya lansia, agar rutin mengonsumsi obat dan menerapkan gaya hidup sehat demi menekan risiko komplikasi.
Dokter pembimbing PIDI, Sofyawaty Hamzah, menyampaikan apresiasi kepada peserta PIDI yang telah menjalankan penelitian dengan baik dan memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
“Penelitian ini bukan hanya bermanfaat untuk ilmu pengetahuan, tetapi juga langsung dapat diaplikasikan dalam pelayanan sehari-hari di puskesmas,” kata Sofyawaty.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Tibawa, Tantri Luawo menyampaikan tanggapan positif atas kehadiran Program PIDI. Menurutnya, program ini membantu meningkatkan kualitas layanan dan memberikan perspektif baru dalam penanganan masalah kesehatan di masyarakat.
“Kami merasakan dampak positif, baik dari segi pelayanan medis maupun penguatan kapasitas tenaga kesehatan,” tuturnya.
Anang berharap hasil penelitian ini dapat mendorong upaya berkelanjutan dalam meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi, sekaligus memperkuat sinergi antara puskesmas, tenaga PIDI, dan pemerintah daerah untuk membangun pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Adapun peserta program PIDI periode Pebruari 2025-Pebruari 2026 di Puskesmas Tibawa sebanyak 4 orang yaitu Adiyat Syeh Aldjufri dari Universitas Alkhairaat, Dewi Fortuna Ramadhanty Shamin berasal dari Universitas Halu Oleo, Lorensiana T. Padang dari Universitas Cenderawasih dan Jihan G. Ismail dari Universitas Tadulako.
Rilis : MD/ILB
Editor : Nancy Pembengo
Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram
