Kota Gorontalo, Dinkesprov – Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Febi Iswandi Suarno menjelaskan peran vital seorang dokter kloter dalam mendampingi jemaah haji, khususnya bagi Kloter 30 Kabupaten Gorontalo. Tugas ini bukan sekadar mengobati yang sakit, melainkan sebuah pendampingan komprehensif mulai dari tanah air hingga kembali ke Indonesia. Hal itu disampaikan saat mendampingi kloter 30 yang mulai masuk asrama haji, Rabu (21/05/2025).
“Tugas dokter kloter itu sangat luas, mencakup seluruh fase perjalanan haji, dari persiapan hingga kepulangan. Kami adalah penanggung jawab medis penuh bagi kloter, sekaligus mitra bagi petugas lain untuk memastikan jemaah bisa menjalankan ibadah dengan tenang dan sehat,” ujar Febi yang saat ini bertugas sebagai dokter spesialis bedah di RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo.
Fase Embarkasi: Memastikan Kesiapan Awal
Sebelum jemaah terbang, dokter kloter memiliki tugas krusial. Febi menjelaskan, dirinya dan tim melakukan pemeriksaan kesehatan terakhir, memastikan jemaah membawa obat rutin, terutama bagi penderita penyakit kronis seperti hipertensi atau diabetes. Edukasi ringan mengenai persiapan fisik dan mental juga diberikan. Selain itu, identifikasi jemaah berisiko tinggi (risti) dan lansia menjadi prioritas untuk penanganan khusus di Tanah Suci.
Fase Penerbangan: Memantau Kondisi di Udara
Selama di pesawat, pemantauan ketat dilakukan untuk memantau kondisi jemaah, terutama yang mudah mabuk perjalanan atau memiliki riwayat penyakit jantung/pernapasan.
Penanganan keluhan ringan seperti mual atau nyeri kepala, pencatatan tindakan medis dan koordinasi dengan awak kabin untuk situasi darurat medis adalah bagian dari tanggung jawab.
Fase Kedatangan di Arab Saudi: Stabilisasi Pasca-Penerbangan
Setibanya di bandara Arab Saudi, fokus adalah memastikan jemaah tetap stabil setelah penerbangan panjang. Dokter kloter menangani jemaah yang kelelahan, pingsan, atau menunjukkan gejala medis serius, serta memberikan informasi kesehatan singkat jika ada waktu tunggu. Koordinasi dengan tim kesehatan sektor bandara juga dilakukan untuk penanganan lanjutan.
Fase di Makkah dan Madinah: Pendampingan Harian
Di Tanah Suci, tugas dokter kloter berlanjut dengan pemantauan rutin di hotel dan pemberian pengobatan untuk keluhan ringan. Kunjungan khusus ke kamar jemaah risti atau yang sakit juga dilakukan. Edukasi kesehatan harian tentang cuaca panas, hidrasi dan penggunaan masker menjadi rutinitas.
“Pengisian laporan harian dan input data di aplikasi pelaporan juga menjadi tugas kami,” tambah Febi.
Fase Armina: Puncak Pendampingan Medis
Fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) adalah puncak ibadah haji, sekaligus fase terberat bagi dokter kloter.
“Kami mendampingi jemaah selama rangkaian ibadah puncak, menyiapkan alat kesehatan lapangan dan menangani keluhan mendadak seperti kelelahan ekstrem atau dehidrasi,” jelas Febi.
Kerja sama dengan tim kesehatan sektor dan KKHI sangat penting untuk rujukan cepat.
Fase Pasca Armina dan Kepulangan: Pemulihan dan Persiapan Akhir
Setelah Armina, dokter kloter mengevaluasi kondisi fisik jemaah dan melanjutkan pelayanan kesehatan bagi yang membutuhkan pemulihan. Edukasi ringan tentang pemulihan fisik dan persiapan kepulangan diberikan, diikuti dengan melengkapi pencatatan medis jemaah sebagai bahan laporan akhir.
Pada fase kepulangan, dokter kloter mendampingi proses dari hotel ke bandara, memonitor kesehatan selama perjalanan, dan memastikan jemaah dalam kondisi stabil saat boarding dan penerbangan. Koordinasi dengan petugas kesehatan debarkasi dilakukan jika ada jemaah yang memerlukan rujukan lanjutan, sebelum menyusun laporan akhir kesehatan kloter.
Peran Umum Dokter Kloter: Penjaga Ketenangan dan Kesehatan
Secara keseluruhan, dokter kloter adalah penanggung jawab medis kloter secara menyeluruh. Mereka juga mitra kerja bagi perawat, TKHK, dan petugas kloter lainnya. Sebagai komunikator yang baik, mereka menyampaikan edukasi kesehatan secara sederhana dan bermakna. Yang tak kalah penting, dokter kloter adalah penjaga ketenangan jemaah dalam situasi darurat medis, memberikan rasa aman dan nyaman selama menjalankan ibadah haji.
Rilis : MD/ILB
Editor : Nancy Pembengo
Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram