Kabupaten Bone Bolango, Dinkesprov – stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, yg berdampak pada kegagalan pertumbuhan anak, dimana tinggi badan anak tdk sesuai dgn usianya (kerdil). Masalah kekurangan gizi kronis adalah masalah yg sangat kompleks di masyarakat sehingga sangat membutuhkan peran lintas sektor terkait termasuk Tim Penggerak PKK Provinsi, dan Kabupaten, Kecamatan sampai ke tingkat Desa.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua TP. PKK Kabupaten Bone Bolango Hj. Lolly Yunus dalam sambutannya saat membuka acara sosialisasi penanggulangan Stunting dengan tema “Cegah Stunting itu penting Melalui intervensi Spesifik 1000 Hari Pertama Kehidupan”, Rabu (15/07/2020) di desa Tunggulo Kecamatan Tilongkabila.
Lolly menegaskan bahwa TP. PKK harus berperan aktif dalam mencegah stunting khususnya di Kabupaten Bone Bolango. Menurutnya ada 3 hal yang harus ditekankan dalam penanganan stunting yaitu pertama, pentingnya memperhatikan asupan makanan bergizi bagi ibu Hamil, Bayi dan Balita terutama dalam 1000 HPK. Kedua, pola asuh, dimana pola asuh orang tua (life style) sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama pertumbuhan dan perkembangan otak itu penting dlm 1000 HPK, dan yang ketiga adalah Kesehatan Lingkungan atau lebih kita kenal dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Khusus untuk pemberian ASI itu penting bagi bayi sampai umur 2 tahun terutama diberikan secara eksklusif ke bayi sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan tambahan apapun” ungkap Lolly.
Selain itu, pemanfaatan Jamban dan ketersediaan air layak termasuk PHBS dalam membiasakan cuci tangan pakai sabun di air mengalir.
“Sudah ada program inovasi dalam penanggulangan stunting di Kabupaten Bone Bolango dan geliatnya dimulai dari gerakan seluruh TP. PKK Kabupaten sampe ke tingkat desa, yaitu “ GERAKAN IJAB KABUL” (nIkah sehat tanggung JAwab Bersama menuju KeluargA Bahagia Unggul dan berkuaLitas)” ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bone Bolango yang diwakili Kepala Bidang Binkesmas Roos Panai, S.Kep. Ns, MPH. mengatakan agar terhindar dari Stunting, maka jangan sampai bayi itu kehilangan periode emasnya (1000 HPK). Dalam penanggulangan stunting ada dua intervensi yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Secara teknis Roos menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan otak sangat ditentukan oleh asupan gizi pada masa periode emas yakni dihitung sejak janin berada dalam kandungan selma 9 bulan (270 hari) sampai balita berumur 2 tahun (730 hari) : 80% terjadi dimasa janin berada dlm kandungan dan 20% pada saat anak itu lahir sampai usia 2 tahun.
Inilah mengapa intervensi spesifik 1000 HPK itu penting, namun hanya memberikan kontribusi 30% dalam penanggulangan stunting
Sedangkan intevensi sensitif melibatkan lintas sektor lain diluar kesehatan diantaranya penyediaan sarana prasarana sehingga terjamin kelangsungan hajat hidup keluarga tersebut, mulai dari pemanfaatan air yang aman, penyediaan dan pemanfaatan jamban, keterjangkauan bahan pokok (pangan), dan lain-lain.
“Intervensi sensitif ini dapat memberikan kontribusi 70 % dalam penanggulangan stunting.
Hal ini yang menyebabkan penanggulangan stunting bukan hanya urusan dinas kesehatan namun harus dikeroyok bersama seluruh stake holder termasuk PKK dan membutuhkan peran aktif seluruh masyarakat, bekerja dan maju bersama secara berkonvergensi menuju Bone Bolango bebas stunting” pungkasnya.
Rilis : Iwan
Editor : Nancy Pembengo & MD