Makanan tradisional terkait dengan budaya lokal yang tidak jarang dinyatakan sebagai tindakan yang tidak baik untuk dipraktikkan karena dianggap terkait dengan larangan-larangan dalam agama tertentu sebagai tindakan bid’ah bahkan menjurus pada kesyirikan? Sementara para penyampai ini ternyata berpendidikan tinggi bahkan menyandang puncaknya pendidikan formal, tentunya apa keilmiahan dan pembuktiannya? Selamat HUT Provinsi Gorontalo ke-21 5 Desember 2021. sebagai Provinsi Tiliaya?
Indonesia kaya dengan berbagai sumber daya apakah sumber daya manusia, sumber daya alam, termasuk kekayaan budaya yang merupakan warisan tak benda oleh para leluhur kita. Peninggalan tak benda tersebut seperti prosesi-prosesi adat dari setiap suku di Indonesia yang jumlahnya ada sekitar 1128 suku (Heriawan R, 2010). Bila setiap suku mempunyai 2 prosesi adat saja maka terdapat 2256 jenis prosesi adat. Demikian juga dengan makanan tradisionalnya, termasuk yang ada di Gorontalo. Bukankah ini kekayaan yang bernilai tak terhingga pula?
Makanan tradisional atau makanan khas daerah adalah makanan yang dibuat menggunakan resep khas hasil ciptaan masyarakat daerah tertentu dan sudah ada dari generasi sebelumnya (Napu 2013), yang umumnya menggunakan bahan makanan lokal. Contohnya Tiliaya yang disajikan pada prosesi adat Gorontalo saat duka maupun suka. Pemasakannya ditim atau dikukus sebagai proses pengolahan makanan yang menjamin kualitas zat gizi, dan cita rasa yang khas.
Tiliaya disukai oleh semua kalangan dari anak-anak, remaja, dewasa, ibu hamil, menyusui termasuk pula para nenek atau kakek. Alasan sangat disukai adalah bahwa sebagian besar menyatakan karena cita rasa yang enak dan sesuai.
Ini merupakan menu favorit dan wajib saat sahur Puasa Ramadhan sebagai makanan penutup. Tiliaya dirasakan meningkatkan stamina, dan tubuh tidak terasa lemah pada saat berpuasa dengan waktu lebih kurang 14 jam di siang hari.
Tiliaya itu Apa?
Tiliaya adalah makanan tradisional Gorontalo yang terbuat dari bahan lokal yakni telur, gula aren, santan kelapa parut ditambah dengan bumbu-bumbu seperti daun pandan, kayu manis, pala, cengkeh. Zaman dulu hanya telur ayam kampung atau telur itik yang digunakan, sekarang karena semakin sulit diperoleh telur tersebut sehingga digunakan telur ayam ras atau ayam petelur yang membuat adanya perbedaan cita rasa.
Tiliaya biasanya disajikan pada saat acara doa arwah atau haul untuk yang telah meninggal dan juga menjadi menu khusus pada saat sahur di Bulan Ramadhan. Tiliaya dengan energi dan protein tinggi, lemak dan karbohidrat memadai, tentunya dapat menunjang pertumbuhan dan meningkatkan stamina, menyumbang protein untuk penggantian sel-sel yang rusak akibat aktivitas yang dilakukan. Untuk penjelasan bahan, cara membuatnya yang sangat sederhana dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bahan dan Cara Membuat Tiliaya
Untuk seseorang umur 19-29 tahun dengan berat badan 60 kg dan tinggi badan 168 cm maka berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG) tahun 2019 bahwa kecukupan energinya sekitar 2650 kkal, protein 75 gram, lemak 85 gram dan karbohidrat 400 gram. Oleh karena itu sumbangan Zat gizi Tiliaya dalam 1 porsi yang beratnya sekitar 100 gram adalah energi 6,6%, protein 9,7%, lemak 4,6%, karbohidrat 6,8%, Fe 16,4%, dll. Bila dikonsumsi 2 kali dalam sehari sebagai makanan penutup tentunya memberikan sumbangan zat gizi yang tinggi pula. Lihat Tabel 1.
Tabel 1. Zat Gizi Tiliaya Dalam 1 Porsi (100 gram)
Zat Gizi | AKG | Tiliaya 1 porsi | % |
Energi (kkal) | 2650 | 175.8 | 6.6 |
Protein (g) | 75 | 7.28 | 9.7 |
Lemak (g) | 85 | 3.94 | 4.6 |
KH (g) | 400 | 27.38 | 6.8 |
Vit. A (RE) | 700 | 281.5 | 40.2 |
Vit. B1 (mg) | 1.2 | 0.04 | 3.3 |
Kalium (mg) | 5300 | 208.5 | 3.9 |
Fosfor (mg) | 1250 | 74.7 | 6.0 |
Kalsium (mg) | 1200 | 46.56 | 3.9 |
Fe (mg) | 11 | 1.8 | 16.4 |
Tiliaya yang merupakan menu favorit pada saat sahur di bulan Ramadhan dengan alasan sangat disukai. Hasil wawancara dengan responden yang merupakan PNS, TNI, Wiraswasta, petani dan nelayan yang jumlahnya masing-masing 20 dan total jumlahnya 100, maka diperoleh hasil yang menyatakan sangat setuju suka Tiliaya sebanyak 98%,. Lihat Gambar 2.
Dari alasan suka Tiliaya, maka dikembangkan lagi pertanyaannya yakni dengan mencari alasan mengapa menyukai mengkonsumsi Tiliaya apakah karena penampilannya, tekstur, aroma khas, cita rasa dan meningkatkan stamina?
Pada gambar 3 menunjukkan alasan yang beragam mengapa menyukai Tiliaya. Alasan karena penampilan dan tekstur yang tentunya menjadi dasar pertimbangan bagaimana penampilan dan tekstur ini menjadi fokus modifikasi ketika akan memasarkannya. Namun dibalik itu ada kekuatan besar yang terkandung pada Tiliaya yakni aroma khas, cita rasa dan meningkatkan stamina.
Terdapat 97% responden menyatakan bahwa mereka sangat setuju suka Tiliaya dengan alasan aroma khas yang dimiliki dan tentunya tidak bisa diganti dengan aroma yang bukan alami. Aramo yang khas tidak selamanya akan memberikan jawaban bahwa makanan itu adalah memberikan cita rasa enak atau yang diinginkan. Tidak sedikit makanan dan minuman dengan aroma yang menyenangkan, namun cita rasanya sulit terterima dalam mengkonsumsinya. Tetapi Tiliaya menggambarkan sebanyak 100% menyatakan sangat setuju menyukainya dengan alasan bahwa memang cita rasanya sangat sesuai dan enak.
Yang menarik juga bahwa ada 98% menyatakan sangat setuju bahwa Tiliaya disukai dengan alasan karena dapat meningkatkan stamina. Jawaban ini terkait dengan kondisi yang dirasakan responden pada saat melaksanakan ibadah puasa di Bulan Ramadhan.
Dari penjelasan sebelumnya, maka kandungan padat zat-zat gizi pada Tiliaya adalah dibutuhkan oleh tubuh manusia terutama anak-anak yang sedang dalam pertumbuhan dan perkembangan, juga yang melakukan aktivitas berat dan butuh energi ekstra. Ini bisa menjadi makanan pendamping ASI, Makanan yang dapat mencegah dan mengatasi stunting, makanan tambahan anak sekolah, makanan mencegah anemia, makanan tambahan ibu hamil, makanan khusus bagi orang yang berpenyakit infeksi tertentu seperti TB Paru. Tidak kalah pentingnya sangat baik untuk makanan olahragawan karena membuat stamina tubuh menjadi lebih baik sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan pada responden.
Harapan adanya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan Tiliaya ini sebagai makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, mencegah dan mengatasi stunting, makanan tambahan anak sekolah, makanan untuk mencegah stunting, makanan tambahan ibu Hamil, makanan untuk penyembuhan penyakit-penyakit tertentu, makanan untuk menjaga dan meningkatkan stamina tubuh seperti pekerja berat dan atlit olahragawan, dll.
Bersama, Berkarya sebagai Ibadah, Aamiin Ya Allah.
Pustaka
Heriawan R. 2010. Indonesia Miliki 1128 Suku Bangsa. http://www.jpnn.com/index. php?mib=berita.detail&id=57455
Napu A, Tambipi S, Mohammad S. 2008. Menu Khas Daerah Gorontalo. Gorontalo. Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo.
Napu A. 2013. Perubahan Pengetahuan Makanan Tradisional Gorontalo dalam Tiga Generasi Jurnal Inovasi Gorontalo Volume 7 Nomor 3 Nopember 2012 Halaman 1-9 ,
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang DIanjurkan UNtuk Msyarakat Indonesia