Kota Gorontalo,Dinkesprov – Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur. Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Reyke Uloli, SKM, M.Kes, Senin (31/05/2021).
“Meningkatnya kasus PTM secara signifikan akan menambah beban masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, biaya yang besar dan teknologi tinggi,” ungkapnya.
Reyke menjelaskan, peningkatan prevalensi PTM berdampak terhadap peningkatan beban pembiayaan kesehatan yang harus ditanggung Negara dan masyarakat. Penyandang PTM memerlukan biaya yang relatif mahal, terlebih bila kondisinya berkembang semakin lama (menahun) dan terjadi komplikasi.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol.
“Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM salah satu diantaranya adalah deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular melalui POSBINDU harus di aktifkan melalui pemberdayan masyarakat di desa, sehingga germas menjadi momentum bagi masyarakat guna membudayakan pola hidup sehat,” jelas Reyke.
Program penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi isu strategis dalam agenda SDGs 2030, sehingga harus menjadi prioritas pembangunan di tiap daerah.
“Ya, keprihatinan terhadap peningkatan prevalensi PTM telah mendorong lahirnya kesepakatan tentang strategi global dalam pencegahan dan pengendalian PTM, khususnya di negara berkembang,” kata Reyke.
Reyke Uloli juga menuturkan, indikator program PTM Provinsi Gorontalo di tahun 2020, jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan deteksi dini faktor risiko PTM 80% populasi usia ≥ 15 tahun, target 80% capaian 21,79%, jumlah Kab/Kota yang menerapkan kawasan tanpa rokok (KTR) target 50% Capaian 66,6%, jumlah kabupaten/kota ≥ 40%.
Lebih lanjut, dijelaskan Reyke, FKTP yang menyelenggarakan layanan upaya berhenti merokok target 40% capaian 12,9%, jumlah Kab/Kota yg melakukan pelayanan terpadu (Pandu) PTM di ≥ 80% Puskesmas target 80% capaian 80,64%, Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini gangguan indera pada ≥ 40% Target 40% capaian 2,83%, jumlah kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini penyakit kanker di ≥ 80% populasi usia 30-50 tahun target 80% Capaian 1, 06%.
Selain itu, untuk cakupan deteksi dini faktor risiko Hipertensi untuk Provinsi Gorontalo total sasaran jumlah penduduk 745.087, 80% dari sasaran 596,068, FR Hipertensi ada 13.949 (2,31%).
“Jadi, cakupan deteksi dini faktor risiko Diabetes Melitus (DM) Total sasaran jumlah penduduk 745.087, 80% dari sasaran 596,068, FR Hipertensi ada 3.815 (0,64%), cakupan deteksi dini Faktor risiko Obesitas total sasaran jumlah Penduduk 745.087, 80% dari sasaran 596,068, FR Hipertensi ada 10.323 (1,73%),” ucapnya.
“Cakupan deteksi dini kanker leher rahir dan kanker payudara, jumlah usia Perempuan 30 – 50 tahun 162.613 target 80% 199.923 pemeriksaan IVA 1.013 hasil pemeriksaan 18 Orang (1,8 %),” sambungnya.
Ditambahkannya, capaian program gangguan indera dan fungsional tahun 2020, jumlah Penduduk 1.191.777 dengan sasaran 40% 476.710 Jumlah yang diperiksa 8.193 (1,72%), untuk Gangguan Penglihatan 5.347 (65,26%), Untuk Gangguan pendengaran 2.814 (34,35%). Pelayanan UBM dari 93 PKM terdapat 12 PKM (12,90%). Cakupan deteksi dini FR merokok total sasaran jumlah Penduduk 745.087, Penduduk FR Merokok 6.232 (0,84%).
Rilis : Inkri (HI)
Editor : Nancy Pembengo