Praktikkan PHBS Di Sekolah Menengah Melindungi Dari Gangguan dan Ancaman Penyakit

IMG-20201128-WA0000.jpg

Pembinaan PHBS di SMA Negeri 2 Gorontalo, Kamis (26/11/2020)

Kabupaten Gorontalo, Dinkesprov – Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sarana pendidikan sudah sejak lama digaungkan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan. Namun, PHBS di sekolah kini terasa semakin krusial mengingat anak-anak akan segera kembali bersekolah di masa adaptasi kebiasaan baru pandemi virus corona.

Jumlah anak di Indonesia rata-rata 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 237.556.363 orang dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai PHBS sehingga berpotensi sebagai agen perubahaan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama. PHBS di sekolah adalah pelaksanaan prosedur kesehatan tertentu dengan memberdayakan guru, siswa, serta masyarakat di lingkungan sekolah. Mereka diharapkan melakukan perilaku hidup sehat untuk menciptakan sekolah dan lingkungan di sekitar sekolah yang sehat pula.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan KB dr. Rosina Kiu pada kegiatan Pembinaan PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Sekolah, Kamis-Jum’at (26-27/11/2020) bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Puskesmas dan SBH Kabupaten Gorontalo menjelaskan manfaat PHBS di sekolah adalah menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan begitu, proses belajar-mengajar akan berjalan lancar, sedangkan kesehatan guru, siswa, maupun masyarakat di sekitar juga tidak terganggu.

Pembinaan PHBS di SMA Negeri 1 Limboto

“Sasaran pembinaan PHBS di sekolah yaitu siswa, Kepala Sekolah, Guru, dan Karyawan sekolah. Adapun manfaat pelaksanaan PHBS di Sekolah yaitu terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit serta meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua”, ungkap dr Rosina.

Ditambahkan dr Rosina, PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Lebih dari itu, usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit.

“Mencuci tangan adalah kegiatan yang mudah, murah, namun sangat efektif dalam mencegah persebaran kuman maupun virus pada anak-anak hingga orang dewasa. Namun, anak-anak mungkin membutuhkan masa adaptasi agar dapat melakukan kebiasaan ini secara rutin. Dalam PHBS di sekolah, anak harus diajarkan cara mencuci tangan yang benar. Anak juga sebaiknya dibiasakan untuk menggunakan masker ketika berkegiatan dan selalu menjaga jarak dengan orang lain”, jelasnya.

Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa sekolah menengah yang ada di wilayah Kabupaten Gorontalo. Sekolah-sekolah tersebut antara lain adalah SMA 1 Telaga, SMA 1 Tibawa, SMA 1 Dungaliyo, SMA 2 Limboto dan SMA 1 Limboto.

Diharapkan tenaga pengajar dan orangtua murid harus senantiasa mengawasi anak selama PHBS di sekolah demi kesehatan dan keselamatan bersama.

Rilis : Dewi Frida / Nur Ajran
Editor : Nancy Pembengo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

20 − sixteen =

scroll to top
Bahasa »