Kabupaten Gorontalo Utara, Dinkesprov – Sekilas Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Gorontalo Utara tampak seperti sekolah pada umumnya. Sebuah taman kecil hijau menyambut saat memasuki gerbang sekolah. Tak jauh dari situ, terdapat sejumlah ruang kelas dengan ukuran yang cukup luas berjejer di sisi kiri.
Pagi itu, belum satupun siswa terlihat. Hanya nampak beberapa orang guru yang sedang memarkirkan kendaraan. Sepertinya para guru itu tidak begitu kesulitan melandaskan kendaraannya karena halaman sekolah itu cukup luas. Di halaman sekolah itu membentang garis putih yang samar-samar membentuk sebuah lapangan olahraga.
Tak lama berselang, siswa mulai berdatangan. Waktu hampir menunjukkan pukul 7 pagi saat semua siswa dan guru mulai membersihkan lingkungan sekolah. aktivitas itu mereka lakukan selama lebih kurang 10 menit sebelum mereka menjalani kegiatan belajarnya.
Seketika itu lingkungan sekolah menjadi tenang. Siswa dan guru memulai kegiatannya di ruang kelasnya masing-masing. Terlihat seseorang berjalan dengan aura wibawanya yang kental. Ia mulai berkeliling kelas untuk memantau proses belajar mengajar.
Ya, Ia adalah Kepala Sekolah MIN 1 Gorontalo Utara, Nasir Humolungo. Sudah 2 tahun lamanya Ia menjabat Kepala Sekolah berbasis pendidikan agama Islam itu. Dalam kurun waktu itu, Ia banyak melakukan inovasi dengan pendekatan kontemporer.
Sekolah itu terletak di sebelah timur dari pusat kecamatan Sumalata Timur, tepatnya di desa Buluwatu. Untuk akses menuju tempat belajar mengajar itu tidak begitu sulit. Hanya saja, satu-satunya jalan menuju sekolah itu sedang dalam proses perbaikan.
Baru-baru ini, MIN 1 Gorontalo Utara berhasil meriah predikat sekolah sehat. “Alhamdulillah, tanggal 22 September kemarin kami menerima penghargaan untuk kategori sekolah sehat,” kata Nasir, Jum’at (30/09/2022).
Bukan tanpa alasan, sekolah itu punya segudang program yang menggambarkan kepedulian terhadap lingkungan dan kesehatan.
Berhias, sebutan untuk salah satu program inovasi yang lahir di sekolah itu. “Berhias itu artinya Bersih, Elok, Rapi, Hijau, Indah, Asri, dan Sejuk,” kata Nasir menjelaskan.
“Ini adalah program jangka panjang yang dilakukan secara kontinyu dan konsisten, tujuannya agar menjaga harmonisasi dalam proses belajar mengajar di madrasah,” lanjutnya.
Setiap pagi menjelang kegiatan belajar, siswa dan guru bersama-sama membersihkan lingkungan sekolah selama 10 menit. “Namanya Program Bersemi atau Bersih sepuluh menit. Jadi semua ikut merapikan dan juga menyapu kelas sampai ke halaman,” ujarnya.
Khusus di hari jum’at, durasi membersihkan lingkungan dan ruang kelas bertambah menjadi 15 hingga 20 menit. “Kalau hari Jum’at beda lagi, kami menyebutnya Jumpa Berlian, atau Jum’at pagi bersih lingkungan,” katanya.
Sebagai wahana pendidikan dengan predikat sekolah sehat, tentunya ruang belajar mengajar di sekolah ini sudah memenuhi standar kesehatan.
Ruang kelas di desian dengan ventilasi yang memungkinkan udara bersirkulasi dengan baik. Lalu, dengan ukuran jendela kaca yang besar, intensitas cahaya yang masuk terasa cukup untuk menerangi ruangan.
Ruang kelas terasa sejuk sekalipun di luar begitu terik. Kami mengira, vegetasi alami yang diletakkan dibawah jendela kelas membantu meredam suhu di dalam ruangan.
Masih soal lingkungan, pihak sekolah berhasil menerapkan pemilahan sampah organik dan anorganik. Pun demikian soal penyediaan jamban yang layak untuk digunakan para siswa.
Tidak hanya aspek penataan lingkungan, sekolah ini juga berhasil menjalankan program yang di sebut Unit Kesehatan Madrasah.
“UKM atau Unit Kesehatan Madrasah, sudah ada sejak dibentuk Program UKM itu sendiri merupakan bentuk upaya yang diharapkan para siswa juga lebih peka dan lebih meningkatkan kebiasaan hidup lebih bersih dan sehat lagi,” kata Nasir.
Ia juga memaparkan sejumlah kriteria yang membuat MIN 1 Gorontalo Utara layak meraih penghargaan sebagai sekolah sehat.
Diantara kriteria itu ialah dukungan terhadap program vaksinasi Covid-19. Disekolah tersebut, ada 10 (sepuluh) tenaga pendidik, ditambah 7 (tujuh) tenaga penunjang lainnya. Semuanya sudah menjalani vaksinasi hingga dosis ke 3 (tiga).
Selain itu, sejumlah 191 siswa sudah mengantongi sertifikat vaksinasi dosis kedua.
“Kesehatan mempengaruhi kognitif siswa dalam hal menerima materi pelajaran, juga guru yang memberi materi pelajaran. Jadi itulah kenapa kami menganggap lingkungan belajar yang sehat memberi dampak yang luar biasa terhadap proses pendidikan,” ucapnya.
Rilis : Andre (Gorut)
Editor : Nancy Pembengo/MD