Pembinaan Wilayah di Pohuwato untuk Selaraskan Program Kesehatan di Provinsi Gorontalo

WhatsApp-Image-2019-01-25-at-14.32.28.jpeg

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. H. Triyanto S. Bialangi, M.Kes saat memberikan sambutan pada pertemuan Pembinaan Wilayah di Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato, Jum'at (25 /01/2019)

Kabupaten Pohuwato, Dinkesprov – Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato menjadi kabupaten pertama yang dilakukan pembinaan wilayah (binwil) oleh Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo pada Jum’at (25/01/2019).

Tim Binwil ini terdiri dari pejabat Administrator dan Pengawas yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. H. Triyanto S. Bialangi, M.Kes.

“Disini hadir lengkap semua bidang terwakili walaupun sebagian Kepala Bidang tugas luar, namun saya berharap di pertemuan ini ada beberapa program yg perlu menjadi perhatian yaitu penurunan Angka Kematian Ibu, Stunting, Eliminasi Tuberculosis cakupan TBC masih rendah, PIS-PK dan Germas yg perlu di evaluasi dan beberapa hal lain seperti akreditasi maupun inovasi-inovasi lain dari Kabupaten Pohuwato” kata dr. Triyanto.

Pertemuan Pembinaan Wilayah (Binwil) dihadiri oleh tim Binwil Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dan Pejabat Administrator, Pengawas serta Kepala Puskesmas Se Kabupaten Pohuwato

Selain itu, Kadinkes mengungkapkan bahwa terkait akreditasi Puskesmas, Provinsi Gorontalo mendapat pengakuan dari Kementerian Kesehatan.

“Pendamping Surveior kita diakui secara nasional karena bisa menghasilkan Puskesmas dengan Akreditasi Utama bahkan Paripurna” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato, dr. H. Supandi Abdullah, M. Kes memaparkan program-program yang dilaksanakan di dinkes Pohuwato yang perlu mendapatkan pembinaan oleh Dinas Kesehatan Provinsi.

“Angka kematian Ibu di Pohuwato itu tertinggi di Provinsi dan mengalami penurunan dengan adanya inovasi yaitu Gerakan Peduli Ibu Anak Sehat dan program ini akan dilanjutkan di tahun 2019. Ternyata kematian ibu saat ini ada yang disebabkan karena penyakit penyerta, seperti TBC” paparnya.

Program lain yang dianggap berhasil yaitu kepemilikan jamban dan penurunan stunting.

“Di tahun 2019 juga akan dilakukan kegiatan dalam penurunan Stunting bersama lintas sektor terkait, selain itu dalam mendukung Germas sudah di galakan kawasan tanpa asap rokok dan konsumsi buah saat kegiatan-kegiatan pertemuan” kata dr. Supandi.

Diakhir paparannya beliau mengatakan bahwa kasus TBC, Gigitan Hewan Penular Rabies masih cukup tinggi dan begitu pula dengan HIV AIDS.

“Bahkan untuk HIV AIDS angka penemuan kasus di Pohuwato tertinggi di Provinsi Gorontalo” pungkasnya.

Rilis : MD
Editor : Nancy Pembengo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 × two =

scroll to top
Bahasa »