Kota Gorontalo, Dinkesprov – Agar pembangunan tetap berjalan, maka harus dipersiapkan generasi muda sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa. Masa remaja merupakan masa yang rawan setelah melewati masa kanak-kanak untuk menuju masa dewasa, dimana secara fisik ia akan mengalami perubahan yang spesifik dan secara psikologik akan mulai mencari identitas diri.
Anak usia sekolah dan remaja merupakan suatu kelompok yang jumlahnya cukup besar dalam populasi penduduk Indonesia dan merupakan bagian yang sangat penting dan strategis dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Disamping itu periode usia sekolah dan remaja merupakan periode untuk menyiapkan mereka menuju manusia dewasa yang sehat dan produktif.
Hal itu di ungkapkan oleh Plt Kadinkes Provinsi Gorontalo Misranda E. U. Nalole, M.Si., saat membuka Orientasi Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja, Selasa (10/09/2019) di Hotel New Rahmat Kota Gorontalo.
Misranda menjelaskan, permasalahan pada kelompok anak usia sekolah dan remaja sangat beragam diantaranya seputar gizi, kebersihan perorangan dan penyakit menular seperti diare, ispa dan penyakit lainnya. Pada masa remaja terkait pada gizi dan masalah kesehatan lainnya.
“Termasuk diabetes mellitus dan hipertensi, banyak disebabkan oleh perilaku hidup yang tidak sehat dan masalah perilaku beresiko seperti penyalahgunaan napza, seks di luar pra nikah dan kekerasan, ungkap Misranda.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam mengatasi masalah kesehatan pada anak sekolah dan remaja melalui pendekatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas yang dimulai sejak tahun 2003.
Mengingat jumlah remaja cukup besar dengan permasalahan yang kompleks serta berdampak sangat besar terhadap kualitas hidup bangsa, maka pengembangan PKPR di setiap Puskesmas tidak dapat ditunda lagi.
Selain itu, kata Misranda setiap remaja adalah calon ibu dan ayah sehingga tubuh dan kesehatan reproduksi mereka harus terpelihara, agar dapat melahirkan anak-anak yang berkualitas kelak.
Diakhir sambutannya, Kadinkes berharap pengembangan pelayanan kesehatan bagi remaja di puskesmas dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas dan kemampuan petugas orientasi atau pelatihan.
“Saya berharap bapak dan ibu yang mengikuti orientasi kegiatan PKPR ini mampu menyerap apa yang diberikan oleh fasilitator dan dapat diterapkan ditempat kerja masing-masing” pungkasnya.
Kegiatan ini menghadirkan pengelola PKPR pada Dinas Kesehatan Kab/Kota dan PKM terpilih serta lintas program Dinas Kesehatan Provinsi yang berjumlah 43 orang.
Rilis : MD
Poto : Kenan
Editor : Nancy Pembengo