Pasca Ramadhan Insya Allah Tetap Sehat

WhatsApp-Image-2020-05-22-at-10.10.53.jpeg

Oleh: Dr. Arifasno Napu, SSiT, MKes Pemerhati masalah Gizi, Kesehatan dan Sosial. Mengajar Ilmu Gizi, Kesehatan, Olahraga, Budaya di Perguruan Tinggi, Anggota Pengurus ISNA (Indonesia Sport Nutritionist Association), Ketua Pergizi Pangan Indonesia Gorontalo, Wakil Ketua Kwarda Gorontalo, PNS BPBD Prov Gtlo.

“Sudah diketahui bahwa minuman bersoda dan minuman dalam kemasan kecil (sachet) adalah tidak alami yang menimbulkan ketidaknyamanan bahkan penyakit, akan tetapi tetap saja disuguhkan kepada tamu termasuk anak-anak apalagi saat lebaran”, begitu juga dengan kue-kue yang tidak alami lainnya. Pertanyaannya: Berdosakah menyuguhkan minuman atau makanan yang diketahui memberikan ketidaknyamanan dan bahkan penyakit apalagi pada anak-anak yang sedang dalam tumbuh kembang?

Sesungguhnya ajaran Islam telah mengajarkan melalui Alqur’an maupun sabda Rasullullah SAW tentang mengkonsumsi makanan/minuman yang halal dan baik, dan telah diyakini oleh semua umat Islam. Namun belum tentu yang halal itu adalah baik, demikian juga sebaliknya belum tentu yang baik itu adalah halal. Intinya adalah apabila dikonsumsi oleh manusia tidak memberikan dampak negatif pada tubuh dan juga tidak bertentangan dengan keyakinan.
Sudah ribuan orang (baik pelajar, mahasiswa, pegawai, swasta, yang kaya maupun menengah ke bawah, dll) ketika ditanyakan apakah perut anda menjadi kembung setelah mengkonsumsi minuman bersoda atau yang tidak alami? Semua jawaban adalah menyatakan benar bahwa perut menjadi kembung. Selanjutnya ditanyakan lagi: Kalau perut kembung apakah memberikan ketidaknyamanan? Semuanya menjawab benar bahwa hal ini memberikan ketidaknyamanan apakah mau bernapas, mau berjalan, mau duduk, sampai-sampai mau berbicara pun dirasakan tidak enak. Ini juga pasti beresiko bagi orang yang sedang mengidap penyakit tertentu seperti penyakit gangguan pencernaan (gastritis) dan sejenisnya, penyakit jantung, penyakit diabetes, penyakit ginjal, penyakit syaraf, dll. Selanjutnya ada pertanyaan sederhana yang penting dijawab juga yakni “Kita sudah tahu bahwa minum minuman bersoda atau yang tidak alami menimbulkan ketidaknyamanan pada tubuh kita, akan tetapi tetap saja disuguhkan kepada tamu terutama anak-anak apalagi saat lebaran” Pertanyaannya: Berdosakah menyuguhkan minuman atau makanan, yang diketahui memberikan ketidaknyamanan dan bahkan penyakit kepada para tamu lebaran apalagi pada anak-anak yang sedang dalam tumbuh kembang?

Dengan perut kembung yang memberikan ketidaknyamanan pasti memicu terjadinya stress dalam tubuh termasuk dapat membuat erosi/pengikisan menjadi luka yang fatal pada lambung dan tentunya lebih memperparahnya. Termasuk pula terjadinya penyakit typus yang bisa mengancam jiwa bahkan kematian karena bisa saja terjadi perforasi (bocornya usus). Beberapa pendapat para praktisi medis menyatakan bahwa dengan lambung kembung maka lambung dapat menekan jantung yang menyebabkan jantung akan bekerja berat. Karena terganggu kerjanya maka berdampak pula pada proses pemompaan darah oleh jantung ke seluruh tubuh. Ini juga dapat berdampak resiko kematian.

Selanjutnya, karena jumlah gula (karbohidrat murni/sederhana) pada minuman bersoda cukup tinggi (ada yang melebihi 4 sendok makan) maka ini juga dapat memicu peningkatan gula darah yang berdampak secara komplikasi akut (seperti terjadinya ketoasidosis, infeksi yang berulang, penurunan berat badan), dan jika berlangsung lama/kronis maka keadaan hiperglikemi (peningkatan gula darah) bisa memberikan gangguan pada berbagai organ tertentu seperti pada ginjal (nefropati diabetik); gangguan mata/penglihatan (retinopati diabetik); gangguan saraf tertentu (neuropati diabetik) termasuk pada alat kelamin sampai pada keadaan amputasi; dan penyakit jantung, dan pembuluh darah (penyakit kardiovaskuler).

Pengalaman waktu kerja di rumah sakit, ternyata pada pasca lebaran hari pertama sampai hari ketujuh, penderita yang masuk unit gawat darurat (yang bukan dengan kecelakaan atau penganiyaan), keluhannya sebagian besar hampir sama dan hampir semua pasien menyatakan bahwa sebelumnya terlalu kenyang; Terlalu kenyang karena terlalu banyak minum berbagai minuman bersoda/tidak alami; makan makanan yang tidak teratur dan berlebihan apakah makanan utama atau makan snack-snack/kue-kue lainnya. Adapun keluhan mereka yakni muntah-muntah, diare, pusing-pusing yang ditandai oleh tekanan darah yang meningkat, tidak sedikit juga yang mengeluh sakit diagfrahma (ulu hati), sakit dada yang mengarah pada penyakit jantung. Tidak sedikit hasil tes menunjukkan gula darah, asam urat dan kolesterol di atas batas normal.
Kejadian yang dijelaskan dapat memberikan berbagai pernyataan yang beragam dan bisa saja akan mengatakan bahwa dampak puasa ternyata hanya mengimplikasin perilaku yang tidak sehat. Puasa Ramadhan selain untuk meningkatkan nilai-nilai ketakwaan dan keimanan, tidak lepas juga dapat menyehatkan orang yang melaksanakannya.

Olehnya ada beberapa hal yang menjadi keadaan selama puasa Ramadhan dan penting dipraktikkan terus sesudahnya.

  1. Puasa Ramadhan merupakan kesempatan tubuh untuk meregenerasikan sel-selnya dengan baik bila makanan yang dikonsumsi adalah alami, halal, beragam, bergizi, berimbang, aman dan sehat.
  2. Untuk mempertahankan kebaikan yang telah dicapai selama berpuasa Ramadhan maka disunahkan untuk melaksanakan puasa Syawal, puasa sunah Senin dan Kamis, Puasa Sunah pada hari-hari tertentu, atau puasa Sunah Nabi Daud AS (sehari puasa sehari tidak), yang tentunya semuanya ini merupakan proses keseimbangan tubuh dan sangat bermanfaat pula untuk meningkatkan kekebalan.
  3. Berbuka puasa dengan buah murni (pepaya, pisang, mangga, nangka, kurma, atau buah lainnya yang biasa dikonsumsi) sehingga memperoleh rasa manis dari gula buah (fruktosa), juga dapat didampingi dengan kopi/teh manis atau sesuai habitat. Di Gorontalo terdapat omu, termasuk buah-buahan campur yang dibuat sendiri. Punya snack-snack yang sehat seperti keyabo, doko-doko, nagasari, lopes, dll. termasuk makanan pokok, lauk, sayuran dan buah. Tentunya ini berdampak baik untuk kesehatan, dipertahankan juga sekalipun bukan pada bulan Ramadhan.
  4. Selain harus mengunyah selama 33 kali dalam satu kali menelan guna mencampurkan makanan dengan enzim-enzim yang ada dalam mulut, maka dapat mencegah perut kembung, memperbaiki lambung yang sakit, tidak memperberat kerja alat pencernaan, meningkatkan penyerapan (absorbsi) oleh tubuh terhadap makanan yang dikonsumsi.
  5. Makanlah pada saat lapar dan berhenti sebelum kenyang dengan catatan bahwa isi lambung terdiri dari tiga bagian yakni sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara. Komposisi ini yang mendorong terjadinya sistem metabolisme dalam lambung menjadi seimbang, baik dan berkualitasKemampuan untuk tidak merokok pada saat berpuasa tetap dijaga, termasuk kemampuan dalam mengelola amarah/kestresan tetap dipertahankan selain pada bulan Ramadhan.
  6. Mengkonsumsi gula pasir dalam sehari paling banyak 4 sendok makan, garam dapur tidak lebih dari 1 sendok teh, dan lemak dalam bentuk minyak tidak lebih dari 5 sendok makan dalam sehari.
  7. Melaksanakan kegiatan gerakan masyarakat hidup sehat (germas) yang meliputi melakukan olahraga 30-45 menit dalam sehari, mengkonsumsi sayur dan buah (kurang lebih 5 porsi) untuk memenuhi kebutuhan serat tubuh dalam mencegah berbagai penyakit, dan melaksanakan pengecekan status kesehatan secara rutin di tempat pelayanan kesehatan baik saat sehat maupun sakit.
  8. Dengan puasa yang dilaksanakan secara berkesinambungan dan dalam keimanan yang dibingkai oleh niat suci, semoga yang sakit menjadi sehat dan yang sehat tetap sehat sehingga jumlah orang sakit berkurang dan jumlah orang sehat bertambah serta selalu berproduktifitas. Praktik ini menjawab bahwa sekalipun perut sebagai sumber penyakit, namun untuk tetap sehat maka puasa adalah obatnya.
  9. Dari kisah yang telah dijelaskan, tentunya ini telah terjadi pada Rasullullah SAW, selama 63 tahun Baginda hidup akan tetapi kejadian sakit pada dirinya hanya 2 kali. Berarti sangat tepat teori-teori makan dalam Al-Qur’an dan dalam Hadis-hadis Rasullullah SAW dengan tidak ada keraguan untuk diimplikasikan dan tanpa dipengaruhi oleh iklan-iklan yang tidak bertanggung jawab atau membohongi. Olehnya dibutuhkan penelitian atau kajian-kajian ilmiah yang akan menjawab berbagai pertanyaan, ini terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis-hadis secara berkesinambungan, konsisten dan benar.
  10. Selain berpuasa, bahwa pada sekarang ini sangat penting dan tidak lupa sering cuci tangan yang benar, pakai masker, menghindari keramaian, menjaga jarak, berupaya tetap di rumah jika tidak ada hal yang mendesak untuk keluar rumah, amalkan Alqur’an dan Hadis Rasulullah SAW, Insya Allah merupakan tindakan yang ampuh untuk memutus mata rantai berbagai penyakit.
  11. Sesungguhnya Rahasia manfaat puasa Ramadhan dan puasa sunah lainnya yang terungkap selama ini adalah baru sebahagian kecil. Semoga praktik puasa yang benar dan mengkonsumsi makanan yang alami, halal, beragam, bergizi, berimbang, aman, dan sehat merupakan satu rahasia pembelajaran yang terungkap bahwa berpuasa dapat memutus mata rantai berbagai macam penyakit tidak menular dan penyakit menular termasuk penyebaran Covid-19. Ayo!!! Berani berbuat baik untuk Indonesia! Bersama berkarya sebagai ibadah, Amiin.

Tulisan ini telah dimuat pula pada media lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

12 + ten =

scroll to top
Bahasa »