Pandemi Covid-19, Tetap Peduli Orang Dengan Gangguan Jiwa

IMG-20200707-WA0021.jpg

Tim dari Dinas Kesehatan Provinsi dan kota Gorontalo saat melakukan penelusuran ODGJ, Kamis (02/07/2020)

Kota Gorontalo, Dinkesprov – Orang Dengan Gangguan Jiwa atau yang biasa disingkat ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi dalam kehidupan sehari-hari.

Pada masa Pandemi Covid-19, Dinas kesehatan Provinsi Gorontalo, Kamis (02/07/2020) dengan melibatkan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, Puskesmas Kota Utara dan pengelola Program Keswa terus melakukan penelusuran ODGJ.

“Penelusuran ini di lakukan karena melihat data ODGJ Provinsi Gorontalo makin meningkat, dimana selang bulan Januari sampai dengan Juni 2020 berjumlah 1648 orang. Beberapa ada yang telah kami temukan dan dilihat secara langsung ODGJ yang berada di jalanan
dalam kondisi sedang jalan kaki dengan perasaan ketakuan, dan pandangan kosong”, ungkap dr. Jeane Dalie, Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa.

Ditambahkannya, proses pelaksanaan penelusuran kasus ini berjalan dengan baik dan proses pengobatan pasien juga berjalan dengan lancar, dibuktikan dengan pihak keluarga yang kooperatif untuk membantu petugas dalam pelaksanaan pemberian terapi.

Untuk mencegah terjadinya kasus ODGJ, maka kita harus menjaga kesehatan jiwa kita, karena kesehatan jiwa kita sama berharganya dengan kesehatan fisik.

“Apa artinya fisik sehat dan ideal tapi jiwa kita terganggu”, ujarnya.

Adapun beberapa anjuran yang dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan jiwa kita yaitu menyediakan waktu untuk diri sendiri dalam melakukan hobi atau kegiatan yang menyenangkan, ketika sedang istirahat dianjurkan untuk mengambil waktu santai untuk penyegaran dari rutinitas kerja, rajin menggerakan badan (olaraga, berjalan di taman, mengerjakan pekerjaan rumah) dan makan yang sehat, menghindari alkohol dan obat terlarang lainnya, membicarakan masalah atau perasaan yang sedang dihadapi pada orang dipercaya.

“Selain itu, kita harus menerima siapa diri kita dengan segala kekurangan yang ada, banggalah dengan diri dan kelebihan yang dimiliki serta menetapkan tujuan yang realistis, menghadapi stres juga perlu dilakukan dengan cara kenali apa yang menimbulkan stres bagi anda dan bagaimana anda bereaksi terhadap hal tersebut. Dan yang terpenting, kita niscaya selalu menjaga spiritualitas dengan berdoa dan menjalankan ritual keagamaan, melakukan kerja relawan dan kerja sosial”, pungkas dr. Jeane.

Rilis : Stevi / Monic
Editor : Nancy Pembengo & MD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nine − 6 =

scroll to top
Bahasa »