Kota Gorontalo, Dinkesprov – Stunting (tengkes) merupakan masalah yang berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia karena stunting identik dengan pendek, tetapi pendek belum tentu stunting, akan tetapi dampak jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik serta gangguan metabolisme. Sedangkan jangka panjang adalah menurunnya kemampuan perkembangan kognitif otak anak, kesulitan belajar, lemahnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit serta berisiko tinggi munculnya penyakit metabolik.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa mewakili Sekretaris Daerah Provinsi saat membuka acara Rapat Koordinasi Penyusunan Laporan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) semester II tahun 2022 mengungkapkan adanya perlambatan penurunan angka stunting di Indonesia melatarbelakangi terbitnya Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.
“Ini memungkinkan seluruh Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah hingga desa harus menetapkan kebijakan dan langkah-langkah sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing untuk mendukung percepatan penurunan stunting sesuai target 14 persen di tahun 2024,” ungkap Anang.
Dalam mengintegrasikan strategi penurunan stunting maka perlu dilakukan pengorganisasian melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan tugas utama menjadi forum pelaksanaan aksi konvergensi.
“Untuk Provinsi Gorontalo sejak bulan Juni 2022 telah terbentuk secara kelembagaan di seluruh tingkatan administrasi pemerintahan dari tingkat provinsi hingga desa,” ujar Anang.
Keberadaan TPPS ini menurut Anang diharapkan memberikan kontribusi positif dalam percepatan penurunan stunting dan ini terbukti dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 prevalensi stunting Provinsi Gorontalo 29% mengalami penurunan sebesar 5,9% dibandingkan tahun 2019 sebesar 34,89%. Dan pada SSGI 2022 turun menjadi 23,8% walaupun masih berada di atas angka prevalensi nasional.
“Dengan melihat hasil survei tersebut yang terus mengalami penurunan dan jika konsisten maka target 14 persen di tahun 2024 optimis akan tercapai dan itu membutuhkan dukungan dengan berbagai program intervensi spesifik dan sensitif dari lintas sektor terkait mulai tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota hingga Desa,” pungkas Anang.
Hadir pada kesempatan itu Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Gamaria Purnamawati Monoarfa, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo, Bapppeda Provinsi serta tim TPPS Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Rilis : MD
Editor : Nancy Pembengo
Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram