Dinkesgorontaloprov – Tiga hari menjelang berakhirnya pelaksanaan imunisasi Measles Rubella (MR). Tiga daerah di Provinsi Gorontalo sudah berhasil memenuhi target cakupan imunisasi MR. Daerah pertama meraih target adalah Kabupaten Pohuwato, kemudian disusul Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) dan terakhir Kabupaten Boalemo. Dilihat dari sarana dan prasana, ketiga daerah ini memiliki keterbatasan, baik sumber daya manusia, jarak sasaran yang relatif jauh maupun fasilitas kesehatan yang belum memadai. Namun komitmen kepala daerah maupun Dinas Kesehatan Kabupaten khususnya tenaga kesehatan yang melakukan jangkauan hingga ke pelosok desa, mampu menghasilkan kontribusi rill dalam penuntasan penyakit rubella dan campak di daerahnya. Terutama kepedulian orang tua yang menginginkan anaknya agar tidak terkena virus yang dapat menyebabkan kecatatan permanen hingga kematian itu. Sebaliknya, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo yang sampai sejauh ini cakupan imunisasinya masih dibawah target Nasional. Bahkan untuk Kota Gorontalo dari awal pelaksanaan imunisasi hingga jelang berakhirnya kampanye MR, selalu berada di posisi terendah.
Dari data yang ada hingga Sabtu (27/10) cakupan imunisasi MR di Kota Gorontalo hanya berada di angka 78,3 persen (lihat grafis). Dengan waktu yang sangat terbatas ini, sangat sulit bagi Kota Gorontalo untuk memenuhi cakupan target imunisasi yang akan berakhir, Rabu (31/10). Tidak terpenuhinya target cakupan di tiga daerah di Provinsi Gorontalo, tentu berdampak kepada tidak terpenuhinya cakupan di tingkat Provinsi Gorontalo. Hingga dengan Sabtu (27/10) cakupan imunisasi MR di provinsi Gorontalo secara nasional berada diurutan ke-6 dengan presentase 90,3 persen.
Dikonfirmasi Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Hj. Erni Nuraini Mansur, SKM, M.Kes mengungkapkan untuk daerah yang belum memenuhi target akan dilakukan perpanjangan waktu sampai daerah tersebut memenuhi target melalui sweeping imunisasi, sosialisasi dan pelaksanaan kembali imunisasi MR. “Tentu bagi daerah yang sudah bekerja keras memenuhi target cakupan sebelum 31 Oktober akan diberikan penghargaan dan hadiah dari pemerintah Provinsi Gorontalo,” ucap Erni kemarin.
Menurut Erni bahwa bagi daerah yang belum memenuhi target akan mempengaruhi terbentuknya herd immunity (kekebalan kelompok) terhadap virus campak rubella). Hal inilah yang akan menjadi pemicu terjadinya kejadian luar biasa (KLB) campak dan rubella di provinsi Gorontalo, kekebalan kelompok ini penting karena virus campak rubella akan mati dengan sendirinya jika manusia sebagai”host” semuanya sudah kebal dan mata rantai penularanpun akan terhenti. sebaliknya jika herd immunity ini tdk terbentuk maka Upaya Provinsi Gorontalo untuk bebas dari penyakit campak dan rubella tahun 2020 agak sulit terwujud. Sehingga pemerintah bersama-sama lintas sektor yang dukungan seluruh stakeholder harus mendukung suksesnya pelaksanaan imunisasi campak rubella (MR) di provinsi Gorontalo.
Khusus untuk Kota Gorontalo dan kabupaten Gorontalo perlu adanya sentuhan dari Bupati dan Walikota untuk turun tangan langsung daengan memerintahkan seluruh camat, lurah dan lintas sektor terkait baik Diknas, sekolah dan Kantor kementerian Agama di wilayah tersebut untuk bersama-sama dalam merealisasi pencapaiaan target imunisasi MR lebih dari 95 persen sampai dengan tanggal 31 Oktober. Sebagaimana yang telah dilakukan Bupati Kabupaten Bone Bolango, sehingga hasilnya menunjukkan peningkatan yang cukup drastis. “Imunisasi campak rubella MR merupakan program nasional yang harus didukung oleh pemerintah daerah untuk melindungi anak-anak umur 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun dari kematian dan kecacatan permanen yang disebabkan oleh virus campak dan rubella melalui program imunisasi seperti halnya penyakit menular lainnya,” tandas Erni. (ndi)