Kabupaten Pohuwato, Dinkesprov – Flu Singapura adalah penyakit berjangkit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam familia Picornaviridae (bahasa Spanyol Pico:kecil), Genus Enterovirus (non Polio). Dalam dunia kedokteran, Flu Singapura dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan, dan Mulut (KTM).
Flu singapura merupakan penyakit menular yang sering menyerang anak-anak. Gejala flu singapura adalah sakit pada mulut, dan ruam di tangan dan kaki. Penyakit ini tidak berbahaya, tidak memerlukan perawatan spesifik, dan biasanya hilang dalam 2 minggu. Namun, dalam kasus langka, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti meningitis, polio, dan bahkan kematian.
Beberapa faktor risiko yang bisa membuat seseorang lebih rentan terkena flu singapura antara lain : 1). Usia: flu singapura terutama mempengaruhi balita, 2). Kebersihan diri yang buruk: ini akan memberi lebih banyak peluang bagi virus untuk menginfeksi tubuh, 3). Sering berada di tempat umum.

Flu singapura adalah penyakit menular sehingga jika Anda kontak dengan banyak orang dalam waktu yang lama, risiko terkena penyakit akan lebih tinggi. Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti tidak bisa sakit.
Sesuai laporan dari Dinkes Kabupaten Pohuwato telah terjadi kasus yang menyerupai Flu Singapura (HFMD) di Wilayah PKM Popayato Timur. Untuk itu petugas surveilans Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo turun kelapangan selama 4 hari mulai tanggal 6-9 agustus 2019 untuk melakukan respon cepat yang ada guna penyelidikan dan usaha pencegahan kasus HFMD tersebut agar tidak menyebar luas di masyarakat.
Penyelidikan ini bertujuan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi untuk memastikan adanya kasus HFMD di wilayah PKM Popayato Timur setelah terkonfirmasi, akan dilanjutkan dengan upaya pencegahan agar kasus HFMD tersebut tidak menyebar luas ke masyarakat.
Menurut Kasie Surveilans Imunisasi Erni Mansur, SKM., M. Kes., dari hasil investigasi ditemukan kasus yang menyerupai HFMD (Flu Singapura) di desa Marisa dengan jumlah 15 penderita dengan dengan rincian jenis kelamin laki-laki 9 orang dan perempuan 6 orang, ungkapnya.
Lanjut Erni, setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui adanya kasus HFMD di Desa Marisa Kecamatan Popayato Timur dan dari hasil penyelidikan tersebut tidak ada lagi kasus tambahan HFMD yang terjadi di desa tersebut.
“Kami berharap kerjasama dapat dilakukan antara petugas kesehatan di PKM Popayato Timur terutama dokter membuat diagnosis dengan memeriksa gejala dan mengambil sampel kotoran atau cairan dari dalam tenggorokan untuk memastikan dan menegakan diagnosa dan akan dikirim ke laboratorium” terang Erni.
Di akhir penjelasannya, Erni mengatakan bahwa upaya penanggulangan yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan meliputi pengobatan dan penyuluhan tentang penyakit HFMD kepada masyarakat yang ada di lokasi kejadian tersebut, dimana Populasi Beresiko di Desa Marisa 1305 ( AR = 1,5), pungkasnya.
Rilis : Iswan Ahmad
Editor : Nancy Pembengo & MD