HIV/AIDS di Gorontalo Meningkat Drastis, Mahasiswa-Siswa Tertinggi

WhatsApp-Image-2018-12-01-at-10.06.26-AM.jpeg

Dinkesgorontaloprov – Peningkatan penderita HIV/AIDS di Gorontalo terus meningkat. Data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo sampai dengan September 2018 tercatat ada 73 kasus baru dari total 435 kasus yang terjadi sejak tahun 2001. Dimana distribusi HIV/AIDS berdasarkan pekerjaan di Provinsi Gorontalo terjadi kepada mahasiswa dan siswa dengan jumlah HIV 38 kasus, AIDS 23 kasus. Untuk kelompok umur 15 sampai 24 tahun terdiagnosa penderita HIV 71 kasus dan AIDS 67 kasus sepanjang 2001-2018.

Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakitt Menular, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dr. Irma Cahyani Ranti mengungkapkan bahwa peningkatan kasus HIV/AIDS di Gorontalo karena meningkatnya perilaku menyimpang anak usia remaja. Belum lagi, dari data yang ada, perilaku seperti Gay, Waria, Lesbian (GWL) memberi porsi lebih banyak terhadap penderita HIV/AIDS di Gorontalo. “Untuk GWL ini, sejak tahun 2001 sampai 2018 terdiagnosa sudah ada 89 kasus untuk HIV dan 78 kasus untuk AIDS. Totalnya sudah 167 kasus di Gorontalo,” ucap Irma. “Belum lagi perilaku menyimpang ini sudah mewabah di kalangan remaja. Mereka lebih suka hubungan sejenis laki seks laki (LSL) karena bujukan teman. Tanpa sadar akibatnya terkena HIV/AIDS,” terangnya.

Upaya yang sejauh ini telah dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo yaitu kegiatan pencegahan dengan screening dan deteksi dini. Artinya sebelum seseorang terkena HIV/AIDS, maka perlu baginya untuk dilakukan screening. “Jangan tunggu nanti sudah ada gejala. Biasanya gejala itu, sudah masuk ke stadium lanjut. Karena prosesnya sangat panjang untuk seseorang masuk ke dalam gejalah HIV/AIDS dan “pengobatan menggunakan ARV gratis, ” tutur dr. Irma. Meski demikian, untuk meningkatkan status pelayanan, maka dibutuhkan pelatihan bagi sumber daya manusia yang kepada petugas kesehatan yang ada di kabupaten/kota. Jika sebelumnya tak seluruh puskesmas bisa melakukan screening, sekarang sudah banyak puskesmas dan rumah sakit yang dapat melakukan pemeriksaan HIV. “Untuk pelatihan ini tinggal Bone Bolango dan Pohuwato yang rencana kami latih tahun depan,” terangnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Gorontalo Salma Rivani Luawo mengatakan di momen peringatan Hari AIDS sedunia yang diperingati setiap tahun, bukan sekadar acara seremonial saja, tapi momentum ini untuk gunakan membangun kesadaran semua pihak untuk memerangi HIV/AIDS kepada seluruh masyarakat. Menurut Salman, meskipun penanggulangan HIV/AIDS di Gorontalo sudah banyak dilakukan, segala daya dan upaya masih perlu ditingkatkan.

Saya berharap kegiatan yang kita buat untuk peringatan HAS yang melibatkan semua sektor, lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat baik di tingkat, Provinsi dan kabupaten/kota dapat memberikan daya ungkit yang signifikan dalam menyebarluaskan informasi HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo sehingga masyarakat menyadari dan lebih mengenal HIV AIDS itu apa, pungkas Sekretaris KPA Provinsi Gorontalo. Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Tim Asistensi KPA Provinsi Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie. Dalam beberapa waktu terakhir ini menurutnya KPA selalu intens melakukan kegiatan sosialisasi, baik lewat media massa atau media gethering. Tujuan utamanya untuk mengajak media bergabung, khsusnya dalam hal turut mensosialisasikan kepada khalayak luas apa itu penyakit HIV/AIDS dan juga diharapkan masyarakat menjadi paham dan sadar tentang penyakit HIV/AIDS.

Paling tidak jika setiap hari seluruh masyarakat mendengar informasi lewat media tentang bahaya HIV/ AIDS ini pasti angka penularan penyakit ini bisa ditekan, khususnya untuk masyrakat kalangan usia produktif antara 14 tahun sampai dengan 25 tahun, kata Idah Ketua TP.PKK Provinsi Gorontalo ini menambahkan keterlimbatan media ini juga agar upaya KPA Gorontalo dalam menekan angka HIV/AIDS melalui cara tiga zero bisa dipahami oleh masyarakat. Tiga zero yang dimaksudkan adalah Zero kasus baru, zero kematian karena AIDS, dan zero stigma serta diskriminasi.

Program Zero kasus baru diharapkan mampu menurunkan jumlah kasus baru HIV serendah mungkin. Adapun program Zero kematian karena AIDS menurunkan serendah mungkin angka kematian AIDS dan Zero diskriminasi menurunkan stigma dan diskriminasi terhadap pasien HIV AIDS. Selain itu kami juga akan berusaha untuk mendorong keikhlasan warga agar bisa memeriksakan diri sejak dini, tandasnya.

Pergaulan Bebas Penyebab Utama HIV/AIDS

Salah satu faktor utama penyebab HIV/AIDS dikalangan masyarakat yaitu pergaulan bebas. Perilaku menyimpang yang tidak terkontrol, memberi ruang yang besar kepada remaja yang masih masa pubertas untuk melakukan sesuatu yang baru. Sehingga segala tindakan yang ada dalam pikiran bisa membuatnya terjerumus ke dalam hal-hal negatif. Hal itu diungkapkan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Dari pengalamannya bahwa seks bebas, penggunaan jarum suntik yang digunakan dalam pesta narkotika membuatnya menderita penyakit mematikan itu. Ditambah dengan lingkungan yang mendukung, sehingga kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dilakukan setiap saat. “Nah itu terjadi ke saya di tahun 2000an. Sekarang saya melihat sudah ada pergeseran. Perilaku LGBT menjadi pendorong utama meningkatnya kasus ini. Saya sudah beberapa kali menjadi pembicara di depan kegiatan-kegiatan workshop, sosilisasi untuk menyampaikan ini. Agar benar-benar tidak ada ketambahan penderita. Kalau mata rantai ini tidak diputuskan maka akan terus bertambah jumlah kasusnya,” katanya.

Ia pun mendorong orang tua dapat mengawasi perilaku anak-anaknya. Seks dini, LGBT memberi peluang dan ruang yang sangat besar bagi remaja tertular HIV/AIDS. Peran guru serta lingkungan masyarakat juga dibutuhkan dalam meminimalisir perilaku menyimpang tersebut. “Makanya kepada orang tua untuk lebih intensif dalam memberikan perhatian, dan kasih sayang kepada anak. Jangan hanya yang perempuan, cowok juga. Karena mereka rentan dengan godaan-godaan tersebut,”tandasnya. (ndi)

Pewarta : Andi

Berita ini telah diterbitkan oleh Gorontalo Post Edisi 1 Desember 2018

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 × three =

scroll to top
Bahasa »