Kabupaten Gorontalo, Dinkesprov – Sebanyak 55 tenaga medis dan manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Hasri Ainun Habibie terindikasi terjangkit Covid-19 berdasarkan hasil rapid test yang sudah dilakukan pihak rumah sakit. Namun setelah dilaksanakan pemeriksaan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT PCR), ke-55 petugas medis tersebut dinyatakan negatif atau tidak terpapar Covid-19.
Sebelumnya, pihak rumah sakit secara internal melakukan test terhadap seluruh tenaga medis untuk memastikan bahwa setiap petugas yang menangani pasien bebas dari Covid-19. Dari ratusan petugas medis serta tatausaha, 55 orang dinyatakan reaktif atau positif berdasarkan rapid test.
Namun setelah diambil swab yang diperiksa di Laboratorium Balai POM di Gorontalo terhadap ke-55 petugas medis tersebut, semuanya dikonfirmasi bebas Covid-19.
“Allhamdulillah setelah swab test PCR, hasilnya kemarin semuanya negatif. Kondisi ini kami lakukan untuk menjaga jangan ada tenaga medis kita yang terjangkit Covid-19, kemudian menularkan kepada pasien yang ditangani. Sehingga jangan sampai pasien tersebut kondisinya akan semakin parah,” papar Direktur RS Ainun Habibie, dr. Yana Yanti Suleman.
Ke-55 tenaga medis itu kata dr. Yana selama menunggu swab test dilakukan karantina di salah satu hotel di Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo. “Ini sebagai komitmen kita agar jangan sampai mereka menularkan ke orang lain atau keluarga mereka,” jelasnya.
Dengan hasil negatif tenaga di RS Ainun berkomitmen untuk tetap menjadi garda terdepan dalam pelayanan di Provinsi Gorontalo. Apalagi insturksi Gubernur Gorontalo yang menginginkan RS Ainun Habibie sebagai salah satu rumah sakit untuk menangani Pasien Dalam Oengawasan (PDP) atau Orang Tanpa Gejala (OTG) di Provinsi Gorontalo.
“Harapan untuk petugas dan masyarakat, agar tetap terus melakukan upaya pencegahan dan pemutusan rantai penularan Covid-19 melalui Jaga jarak; senantiasa menggunakan masker; sesering mungkin mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir; di rumah saja; olahraga teratur; kelola stress; makan makanan bergizi; beribadah, ikhlas; senantiasa bersyukur,” terang dr. Yana.
Sementara itu, tenaga kesehatan laboratorium RS Ainun Habibie intens memeriksa satu persatu tenaga medis, baik dari dokter, perawat, bidan, hingga tenaga penunjang lainnya.
“Alhmdulillah kita memiliki tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM). Sehingga sudah profesional dalam pengambilan sampel, baik rapid test maupun swab test. Pemeriksaannya pun sangat teliti, dengan perlengkapan yang di atas standar. Jumlah tenaga ATLM kita memang terbatas, tetapi Insyaa Allah bisa melayani masyarakat dan tenaga medis untuk melakukan rapid test,” ucap Pj Laboratorium RS Ainun Habibie, Fahriani Panigoro, AMAK.
Setiap ATLM RS Ainun sendiri juga bergabung bersama organisasi Persatuan Analis Laboratorium Kesehatan Indonesia (Patelki), Provinsi Gorontalo.
“Khusus untuk pengambilan swab test harus tenaga yang terlatih, dengan berbagai pengalaman dan pelatihan yang sudah diikuti. Agar resiko tertular dari tenaga ATLM ini diminimalisir. Mudah-mudahan teman-teman di RS Ainun tidak ada yang terjangkit Covid-19,” paparnya.
Rilis : Andi
Editor : Nancy Pembengo