Jakarta, Dinkesprov – Selama 2 (dua) minggu berturut-turut, Provinsi Gorontalo mengukir prestasi secara nasional di bidang kesehatan. Setelah minggu sebelumnya mendapatkan apresiasi sebagai provinsi terbaik pertama dalam hal diseminasi informasi/feedback SKDR, kali ini Gorontalo menjadi provinsi terbaik 1 dalam capaian indikator Pemetaan Risiko Penyakit Infeksi Emerging (PIE) dengan capaian 100%, kelengkapan laporan pemetaan risiko PIE dan 100% penyusunan Rekomendasi hasil pemetaan risiko PIE.
Penghargaan itu diserahkan pada kegiatan pertemuan Pembahasan Indikator Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan, Senin (25/09/2023) di Jakarta.
Kadinkes Anang S. Otoluwa memberikan apresiasi dan memuji jajaran Dinas Kesehatan Provinsi yang mempunyai kinerja luar biasa dalam pengelolaan program.
Kadinkes Anang berulangkali dalam pernyataannya selalu mengapresiasi setiap kinerja terbaik jajarannya dan akan selalu dilakukannya.
“Apresiasi ini untuk mendorong dan memotivasi jajaran Kesehatan tidak hanya di level Provinsi tapi juga Kabupaten/Kota hingga puskesmas,” ucap Anang.
Anang menjelaskan pada pelaksanaan surveilans ini bertujuan untuk mengoptimalkan penyelenggaraan penanggulangan kejadian Penyakit Infeksi Emerging di suatu daerah yang difokuskan pada upaya penanggulangan beberapa parameter risiko utama yang dinilai secara objektif dan terukur.
“Hasil pemetaan risiko ini juga dapat menjadi dasar bagi daerah dalam perencanaan kegiatan kesiapsiagaan menghadapi penyakit infeksi emerging ataupun potensial KLB, menyiapkan kapasitas daerah dalam kewaspdaan dan kesiapsiagaan menghadapi penyakit infeksi emerging,” ujarnya.
Pemetaan Resiko Penyakit Infeksi Emerging menjadi Indikator Sasaran Strategi (ISS) Komposit tahun 2023 sebesar 75% dengan indikator/renstra adalah pengendalian penyakit infeksi emerging dengan Kabupaten/Kota melakukan pemetaan risiko untuk sekurang-kurangnya 3 penyakit emerging (re/new emerging) yang sudah ditentukan.
Anang berharap petugas surveilans terus meningkatkan kapasitas dan kinerjanya sehingga potensi KLB bisa di deteksi sedini mungkin sehingga upaya-upaya pencegahan bisa dilakukan sebelum terjadinya KLB.
“Dengan deteksi dini maka mitigasi bisa segera dilakukan sehingga bisa meminimalisir KLB yang akan terjadi,” pungkas Anang.
Rilis : Nangsih/MD
Editor : Nancy Pembengo
Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram