DBD termasuk salah satu penyakit potensi KLB yang mendominasi disetiap tahun. Untuk tahun 2018 total kasus yang dilaporkan di Provinsi Gorontalo sebanyak 906, sampai dengan Januari 2019 kasus DBD yang tercatat sebanyak 283 kasus dengan kasus meninggal 4 orang.
Kasus DBD terjadi diseluruh Kabupaten/Kota, dan kejadian seperti ini akan terus berulang setiap tahun jika kita tidak menyiapkan tindakan antisipasi atau pencegahan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. H. Triyanto S. Bialangi, M.Kes saat memberikan arahan pada pertemuan Sosialisasi Wilayah Bebas Jentik dengan Akselerasi Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), Jum’at (15/02/2019) di Hotel Damhil Kota Gorontalo mengatakan penyakit DBD bisa saja ada setiap tahun, tapi yang perlu di lakukan oleh petugas bersama dengan masyarakat adalah melakukan kegiatan pencegahan melalui pengendalian vektor DBD yaitu nyamuk aedes aegypti dengan mengedapankan upaya pemberdayaan masayarakat,
“Contohnya dengan G1R1J atau Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik diharapkan penderita dapat diobati sedini mungkin dan mendapatkan penatalaksanaan yang adekuat, sehingga kasus-kasus tersebut dapat terselamatkan, selain itu juga penyebarannya tidak akan meluas” kata dr. Triyanto.

Acara yang dilaksanakan selama 3 hari tersebut bertujuan meningkatkan pengetahuan tentang penyakit DBD serta sosilaisasi G1R1J.
untuk memaksimalkan pelaksanaan program ini, pertemuan sosialisasi ini memghadirkan Kepala Seksi P2PM dan lintas program di Kabupaten/Kota dan provinsi, seperti pengelola program arbo, Surveilans, promkes, Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja dan Olahraga.
Sementara itu, Kepala Seksi P2PM dr irma kasie menjelaskan bahwa keluaran dari kegiatan ini diharapkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik akan terus dilaksanakan sampai ke masyarakat, ini penting karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yg spesifik, sehingga upaya pencegahan tetap menjadi prioritas.
Pada kegiatan ini selain narasumber dari Subdit Arbovirosi Kemenkes RI, pemateri lain berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, pejabat Fungsional Epidemiologi dan satu-satunya tenaga Entomolog di Provinsi Gorontalo yang memberikan materi tentang morfologi nyamuk dan penggunaan lavitrap.
Rilis : Krisna & Narti
Editor : Nancy Pembengo