Kota Gorontalo, Dinkesprov – Indonesia masih memiliki beban masalah kesehatan dimana masih tingginya Angka Kematian Ibu (QKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Aku dan AKB di Indonesia hampir mencapai target RPJMN dan SDGs dimana pada tahun 2020 AKB 16,85 per 1000 kelahiran hidup dengan target Nasional 16 per 1000 kelahiran hidup dan untuk Angka Kematian Ibu tahun 2020 189 per 100.000 Kelahiran Hidup dengan target Nasional 183 per 100.000 KH target RPJMN.
Ibu hamil mendapat pelayanan kesehatan di fasyankes yang dilakukan selama usia kehamilan ibu yang jenis pelayanannya dikelompokkan sesuai usia kehamilan trimester dengan ANC terstandar (10T). Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1, K4 dan K6. Gambaran cakupan hasil di Provinsi Gorontalo tahun 2023 K1 (102 %), K4 (80,6%), K6 ( 69,1%).
Indikator K1, K2 dan K6 memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dengan memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.
Kondisi ibu hamil yang tidak sehat, seperti kurang gizi, anemia dan infeksi dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan menyebabkan stunting pada bayi juga dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, yang bisa merupakan faktor resiko stunting.
Stunting (tengkes) atau perawakan pendek adalah gangguan pertumbuhan yang mayoritas disebabkan oleh masalah nutrisi. Stunting pada awal kehidupan diperhatikan terutama pada 1000 hari kehidupan pertama sampai usia anak dua (2) tahun. Angka stunting berdasarkan SKI tahun 2023 provinsi Gorontalo 26,9%
Dari hasil evaluasi saat ini, menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang S. Otoluwa untuk kematian ibu dan bayi di Gorontalo sudah terjadi penurunan.
“Harapannya, antara puskesmas dan rumah sakit dengan tim maternal perinatal betul-betul terorganisasi dengan baik kerjasamanya agar masalah-masalah atau kejadian-kejadian yang pernah terjadi tidak terulang lagi di masa yang akan datang,” ucap Anang, saat menutup kegiatan Rapat Evaluasi Semesteran Kematian Ibu dan Anak AMP-SR (Audit Maternal Perinatal Surveilans dan Respon), Jumat, (07/06/2024) bertempat di Hotel el-Madinah Gorontalo.
Ditambahkan Anang, tujuan kegiatan ini adalah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI dan AKB) di Provinsi Gorontalo.
“Ketika program ini dapat disinergikan dan dikolaborasikan dengan baik, maka harapannya semoga tidak akan ada lagi kematian ibu dan bayi di Provinsi Gorontalo,” pungkas Anang.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pengumpulan data Program Kesga yang dilaksanakan di Kabupaten/Kota mendapatkan data Jumlah kematian ibu di Provinsi Gorontalo yakni pada tahun 2020 sebanyak 56 orang, tahun 2021 sebanyak 52 orang, tahun 2022 sebanyak 38 orang, tahun 2023 sebanyak 26 orang dan 12 orang sampai dengan bulan Maret 2024. Sedangkan jumlah kematian bayi pada tahun 2020 sebanyak 244 bayi, tahun 2021 sebanyak 228 bayi, tahun 2022 sebanyak 228, tahun 2023 sebanyak 180 bayi dan 51 bayi sampai dengan bulan April 2024. Adapun penyebab terbanyak kematian ibu adalah Eklamsia dan Perdarahan, untuk penyebab terbanyak kematian bayi itu sendiri yakni BBLR & Asfiksia.
Sebagaimana diketahui Audit Maternal Perinatal-Surveilans dan Respon (AMP-SR) merupakan salah satu upaya untuk mengeliminasi kematian ibu dan bayi yang dapat dicegah. Pelaksanaan AMPSR akan menghasilkan rekomendasi yang dikelompokkan berdasarkan faktor keluarga/masyarakat, penyedia layanan kesehatan, maupun faktor sistem Kesehatan.
Kegiatan ini diikuti oleh pengelola program KIA Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit Umum Daerah se-Provinsi Gorontalo.
Rilis : ILB/Nadia
Editor : Nancy Pembengo/MD
Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram