Binwil : Hindari Silo Mentality Maksimalkan Intervensi Potensi Stunting

IMG-20221020-WA0035.jpg

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Yana Yanti Suleman memimpin Binwil di Kabupaten Bone Bolango.

Kota Gorontalo, Dinkesprov – Binwil merupakan aktifitas yang dilakuan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, diantaranya bertujuan melakukan identifikasi masalah yang kemudian akan dilakukan bimbingan dan pendampingan penyelesaiannya, memantau progres capaian indikator pembangunan kesehatan, memberikan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti dalam bentuk rekomendasi serta memfasilitasi permasalahan dengan lintas program melalui rapat koordinasi di tingkat Provinsi.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Yana Yanti Suleman, Rabu (19/10/2022) menjelaskan potensi stunting merupakan titik dimulainya upaya pencegahan primer agar anak tidak masuk kedalam “zona” stunting. Kegiatan Binwil dilakukan di Kabupaten/Kota dengan menghadirkan seluruh pejabat administrator dan pengawas dan dipandu oleh Kepala Dinas baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, metode pelaksanaannya adalah pemaparan oleh Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Bidang di Kabupaten/Kota yang menyampaikan progres capaian indikator SPM maupun pencapaian indeks keluarga sehat, selanjutnya hal-hal yang disampaikan menjadi bahan diskusi.

“Pembahasan yang difokuskan pada permasalahan stunting dengan memaksimalkan intervensi berbasis keluarga maupun Standar Pelayanan Minimal untuk penanganannya,” jelas Yana.

Kabupaten Pohuwato merupakan Kabupaten yang paling terakhir menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan Binwil, selasa (18/10/2022), kegiatan yang sama telah dimulai dari Kabupaten Boalemo berurutan di Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango sejak awal bulan September.

Mewakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Sekretaris Janni S. Kiai Demak memimpin Binwil di kabupaten Pohuwato.

Yana mengungkapkan permasalahan dari seluruh Kabupaten /Kota mempunyai ciri khas yang tidak berbeda jauh seperti cakupan yang kurang optimal, pelaporan yang tidak lengkap juga tidak tepat waktu termasuk pelaksanaan kegiatan yang tidak terintegrasi.

“Jika di perusahaan dikenal istilah Silo Mentality, maka di Lingkungan Kementerian khusunya Kementerian Kesehatan juga istilah ini mulai disuarakan,” ungkap Yana.

Silo Mentality membawa dampak negatif bagi perkembangan organisasi dikarenakan masing-masing unit cenderung fokus pada kesuksesan bagian atau unitnya tanpa memikirkan kesuksesan organisasi.

Untuk itu, lanjut Yana melalui Pembinaaan Wilayah (Binwil) dilakukan upaya-upaya mengintegrasikan unit-unit tersebut sehingga tujuan dapat dengan mudah dicapai.

Pada saat diskusi beberapa indikator yang dijadikan ukuran keberhasilan upaya mencegah stunting misalnya jumlah balita yang naik timbangannya, berdasarkan data semester 1 pada tahun 2022 dari 88.332 balita di Provinsi Gorontalo terdapat 7.129 balita yang tidak naik timbangannnya, selain itu dari 13.827 ibu hamil terdapat 1.093 yang merupakan bumil KEK, bayi mendapatkan ASI eksklusif hanya mencapai 45%.

“Hal-hal ini tentunya merupakan potensi stunting yang perlu diintervensi lebih awal secara bersama dengan memaksimalkan intervensi melalui melaksanakan standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan dan intervensi berbasis keluarga, agar tidak masuk menjadi stunting,” ucapnya.

Kadinkes Yana mencontohkan, misalnya tujuan untuk pemantuan tumbuh kembang balita bidang kesehatan masyarakat merupakan leading unitnya karena bidang ini yang mengerjakan proses pengelolaaan pelayanan kesehatan balita sesuai standar dan memastikan bahwa keluarga telah mendapatkan edukasi yang benar, bidang Yankes dapat melakukan pemantauan terhadap FKTP maupun FKTL terkait ketersedian alkes dan sarana prasarana yang sesuai standar agar pelaksanaan kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita dapat dilaksanakan sesuai standar.

Selanjutnya, bidang SDK wajib memastikan dan melakukan monitoring bahwa tenaga yang melaksanakan benar-benar kompeten dan logistik yang dibutuhkan tersedia, sedangkan bidang P2P wajib memastikan bahwa balita sudah mendapatkan imunisasi sesuai umur dan sesuai dosis juga memastikan jika balita menderita sakit dapat ditatalaksana sesuai standar. Untuk bidang sekretariat memasikan bahwa perencanaan dan evaluasi dilakukan sesuai ketentuan.

“Inilah bentuk integrasi yang benar-benar diharapkan bisa meng”highlight” potensi sunting sehingga intervensinya dapat lebih dini agar stunting dapat di cegah,” pungkas Yana.

Rilis : KrisNA/MD
Editor : Nancy Pembengo

Sosial Media Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
Channel Youtube
Facebook Page
Facebook
Twitter
Instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 + 9 =

scroll to top
Bahasa »